Sejarah Rengasdengklok dan Mengapa Identik dengan Tempat Penculikan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sejarah Rengasdengklok dan Mengapa Identik dengan Tempat Penculikan

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 22 Jan 2024 18:07 WIB
Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok.
Tugu kebulatan tekad di Rengasdengklok, Karawang. (Irvan Maulana/detikJabar)
Jakarta -

Pada momen debat Cawapres, Cak Imin 'diancam' netizen akan diculik ke Rengasdengklok jika bikin blunder. Rengasdengklok memang identik dengan sejarah penculikan demi proklamasi, seperti apa kisahnya?

Rengasdengklok memiliki sejarah panjang dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia. Lalu, alasan Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin akan diculik di sini adalah karena tempat ini lekat kaitannya dengan kejadian penculikan Sukarno dan Hatta oleh kaum muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rengasdengklok dikenal sebagai tempat diculiknya dua founding fathers Indonesia tersebut. Beberapa aktor yang terlibat penculikan yakni Sukarni, Wikana, dan Chaerul Saleh. Pemuda itu adalah anggota perkumpulan Menteng 31.

Para pemuda itu mendesak agar Sukarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Itu karena kaum muda melihat Sukarno dan Hatta berlarut-larut dalam menyatakan kemerdekaan.

ADVERTISEMENT

Setelah rapat di Cikini 71, para utusan golongan muda menghadap Sukarno dan Hatta pada 15 Agustus 1945 malam. Namun, Sukarno dan Hatta tetap bersikeras menolak usulan kemerdekaan sesuai desakan kaum muda dan ingin membicarakan terlebih dulu dengan para wakil PPKI.

Hingga akhirnya, Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB. Menurut buku Detik-Detik Proklamasi (2011) karya Arifin Suryo Nugroho dan Ipong Jazimah, penolakan akan usulan tersebut yang menjadi latar belakang aksi ini.

Adapun Sukarno bersama istri dan anaknya, Fatmawati, Guntur Soekarnoputra yang saat itu berusia sembilan bulan dibawa ke Rengasdengklok bersama juga Hatta.

Penculikkan ini dimaksudkan selain untuk membujuk Sukarno dan Hatta, juga untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Di Rengasdengklok, mereka dibawa ke rumah Djiauw Kie Siong di Kampung Bojong, Rengasdengklok. Djiauw Kie Siong adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa di Rengasdengklok.

Mengapa Rengasdengklok?


Rengasdengklok adalah sebuah kecamatan yang berada di sisi Sungai Citarum. Tempat ini adalah kecamatan berlokasi 20 km di utara Karawang.

Dipilihnya Rengasdengklok adalah karena pada zaman penjajahan Jepang, wilayah itu merupakan tangsi atau barak dari Pembela Tanah Air (PETA) di bawah Purwakarta.

Selain itu, lokasi Rengasdengklok dinilai terpencil, sehingga jika ada gerakan Jepang, akan segera dapat terdeteksi. Sehingga tempat ini dinilai paling aman dan tepat.

Tak sampai 24 jam berada di Rengasdengklok, terdapat pertemuan antara golongan tua yang diwakili Achmad Soebardjo dengan golongan muda yang diwakili Wikana. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan mesti segera dilakukan di Jakarta. Lalu, Soebardjo pun menjemput Sukarno dan keluarga, juga Hatta untuk kembali ke Jakarta.

Rombongan Soebardjo bersama Yusuf Kuno dari golongan muda dan Sudiro tiba di Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 17.30 WIB. Saat itu, Soebardjo sampai menjamin nyawanya sebagai jaminan untuk proklamasi akan dilakukan pada 17 Agustus 1945. Karena jaminan ini, kaum muda bersedia melepaskan Sukarno dan Hatta kembali ke Jakarta.

Kendati demikian, kata "penculikan" juga banyak ditolak para pelaku sejarah, salah satunya Latief Hendraningrat. Latief menilai itu karena maksud para golongan muda adalah menjauhkan Sukarno dan Hatta dari intervensi para petinggi militer dan pemerintah Jepang di Jakarta.




(wkn/fem)

Hide Ads