Upacara Ngaben buat Kerangka Manusia Purba Bakal Digelar di Jembrana

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Upacara Ngaben buat Kerangka Manusia Purba Bakal Digelar di Jembrana

Putu Adi Budiastrawan - detikTravel
Selasa, 23 Jan 2024 19:05 WIB
Fire engulfs a giant effigy of a mythical animal containing the remains of 117 people during a traditional mass cremation called ngaben on Friday, July 29, 2022, in Padangbai, Bali, Indonesia. The previously buried remains were dug up and placed in a temporary shrine before being cremated. Balinese believe that cremating the dead liberates their souls, allowing them to enter the higher world to reincarnate into better beings. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Foto: Ilustrasi upacara Ngaben (AP/Firdia Lisnawati)
Jembrana -

Kerangka manusia purba yang ditemukan di Gilimanuk bakal dibuatkan upacara Ngaben oleh Bupati Jembrana, I Nengah Tamba. Upacara itu akan digelar 1 Februari 2024 mendatang.

Upacara Ngaben Kusa Pranawa itu akan digelar untuk kerangka manusia purba yang kini menjadi koleksi Museum Manusia Purba Gilimanuk, Jembrana.

Tamba menjelaskan, kerangka manusia purba yang diperkirakan berusia sekitar 10.000 tahun itu merupakan leluhur bagi masyarakat Jembrana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana merasa perlu untuk menggelar upacara Ngaben, untuk menghormati dan menyucikan roh manusia purba tersebut.

"Kami melakukan ngaben Kusa Pranawa pada 1 Februari 2024," ungkap Tamba, Kamis (18/1) pekan lalu.

ADVERTISEMENT

Upacara Ngaben Kusa Pranawa merupakan ngaben dengan sarana pengawak daun alang-alang yang menjadi simbol tubuh manusia. Upacara ini umumnya dilaksanakan oleh umat Hindu untuk jenazah yang telah dikubur, hanyut, atau jenazah yang tidak ditemukan.

Ngaben Kusa Pranawa, juga bertujuan untuk menjaga kebersihan Jembrana secara niskala. Krama (penduduk) desa adat yang masih memiliki keluarga yang telah di-aben dan belum disucikan bisa mengikuti rangkaian upacara Ngaben tersebut secara gratis.

"Krama desa adat se-Kecamatan Melaya juga bisa mengikuti upacara ini tanpa dipungut biaya sama sekali," imbuh Tamba.


-----

Artikel ini telah naik di detikBali.




(wsw/wsw)

Hide Ads