Skywalk Pangandaran di Pangandaran, Jawa Barat kini tidak seindah dulu. Baru empat tahun diresmikan, area itu kumuh, kotor, dan berbau pesing.
Bukan hanya infrastruktur bangunannya saja, Skywalk Pangandaran menarik buat berfoto dengan lukisan-lukisan biota lautnya sejak diresmikan. Lukisan 3D di skywalk itu bikin foto makin sip.
Setiap akhir pekan, skywalk itu lebih ramai ketimbang hari biasa. Sejatinya, skywalk itu dibangun untuk menghubungkan wisatawan dan para pedagang di tempat relokasi itu, bukan tempat foto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi kini tempat itu tidak banyak dikunjungi. Lukisan 3D biota laut sudah luntur tergerus oleh air hujan dan terik matahari.
Saat detikJabar melihat kembali skywalk di Pantai Pangandaran pada Jumat (26/1/2024) siang, fasilitas, seperti kursi, rusak dan besi-besinya mulai berkarat. Bau pesing langsung menyambar hidung kala berada di bagian lantai atas skywalk. Selain pesing yang menyengat, sampah pun berserakan.
Tempat relokasi pedagang di seberang skywalk juga tidak ramai pedagang. Malah, kios-kios hampir tutup semua.
Salah satu warga setempat Asep Saefullah (45) mengatakan skywalk itu dibuat untuk penghubung antara wisatawan dan relokasi pedagang yang berada di lantai 2.
"Kalau sekarang mah jadi tempat swafoto, nongkrong dan selfie aja. Kadang iya ada suka pipis sembarangan tuh kalau malam," kata Asep saat berbincang dengan detikJabar.
Menurutnya, meskipun menjadi lokasi yang mempercantik kawasan Pantai Pangandaran, namun skywalk yang terhubung ke tempat relokasi pedagang hanya pajangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran, Tonton Guntari mengatakan skywalk itu memang dibuat untuk mempercantik kawasan pantai Pangandaran. Namun, jembatan itu pun sebagai akses penghubung antara wisatawan dengan relokasi pedagang.
"Ya memang itu dibuat agar wisatawan mau belanja ke tempat relokasi pedagang," kata Tonton.
Ia mengatakan terkait perbaikan-perbaikan fasilitas itu memang harus dilakukan, tetapi untuk kebijakan pembangunannya ada di Dinas PUPR Pangandaran.
"Kalau kami mungkin nanti menyampaikan secara informal kepada PU dulu terkait keluhan-keluhan dari pelaku wisata," kata dia.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk