Mekarnya bunga bangkai di tengah Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda Bandung pada akhir pekan lalu, mengejutkan para pengunjung. Baunya begitu busuk!
Aroma busuk seperti bangkai tikus semerbak tercium di Tahura Djuanda Bandung. Bau itu ternyata muncul dari bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum yang tengah mekar.
Bunga setinggi 2,7 meter dan lebar 80 sentimeter itu mekar pada Sabtu (27/1) akhir pekan lalu. Wajahnya masih terlihat cantik, meskipun warnanya tak lagi segar. Seperti diketahui, bunga bangkai ini hanya mekar sempurna selama 2-3 hari.
"Jadi bunga bangkai ini pada hari Kamis (25/1) 19.00 sore masih mengerucut, kuncup begitu. Begitu Jumat pagi, itu mekar sempurna di tinggi 2 meter 7 sentimeter, itu termasuk rekor ya tingginya. Tapi hanya bertahan lima jam. Sekitar jam 12 siang sampai sore begitu sudah mulai berubah tidak sesegar itu lagi warnanya," kata Dicky, Pengendali Ekosistem Hutan di Tahura Djuanda, Bandung.
"Hari Sabtu hari ketiga mekar, sudah mulai terlihat layu ya, kelopaknya tidak lagi selebar kemarin, batangnya juga sudah mulai tidak tegak. Warnanya sedikit berubah, ini diperkirakan nanti sore mungkin sudah layu. Layunya bisa berubah warna atau bahkan batangnya patah," lanjut dia.
Sembari menunjukkan foto-foto dan video timelapse yang ia dokumentasikan, Dicky bercerita bahwa kehadiran bunga bangkai ini sangat tidak disangka-sangka.
Dari tiga bibit yang ditanam, dua di antaranya diperkirakan tumbuh pada tahun ini. Ternyata, salah satu bibitnya justru gugur karena tak mampu bertahan dengan cuaca panas yang sempat melanda Kota Bandung.
"Ini kan kejadian 3-5 tahun sekali ya, kita tidak bisa prediksi pada tahun berapa lagi akan tumbuh. Awalnya itu yang bibit satunya di depan, kurang lebih 5 meter dari sini lah jaraknya. Itu sudah mulai kuncup, tapi ternyata mati karena cuaca panas. Sekarang hanya tersisa seperti lubang begitu," cerita Dicky.
"Malah yang ini justru tumbuh. Langsung kita bersihin, kita abadikan momennya untuk observasi, kita juga belum sempat kasih tulisan 'do not touch' ya karena ini nggak boleh dipegang. Jadi kami aja yang turun langsung, kasih edukasi ke wisatawan yang lihat sambil memperingati untuk boleh foto tapi nggak boleh dipegang," lanjutnya.
Bunga yang cantik tapi beraroma busuk ini sejatinya jadi cara adaptasi yang dimiliki bunga bangkai untuk menarik serangga. Beberapa semut dan lalat terlihat menghinggapi kelopak berwarna merah tua dan batangnya yang tegak berwarna hijau kekuningan.
Bunga Bangkai Menarik Wisatawan
Peristiwa langka ini menarik perhatian banyak wisatawan yang hadir ke Tahura. Mereka asyik berfoto mengabadikan momen mekarnya si bunga bangkai. Beberapa di antaranya juga dibuat penasaran dengan fenomena ini, hingga melontarkan banyak pertanyaan pada Dicky.
Salah satu pesepeda yang mampir ke Tahura terlihat antusias melihat dokumentasi yang ditunjukkan oleh Dicky. Dia memperhatikan perbedaan bunga Bangkai dengan seksama.
"Leubar pisan, bungana mekar 2-3 poe. Tapi mekarna beureum pisan, ieu mah geus rada layu. (Sayang sekali ya, bunganya mekar hanya 2-3 hari. Tapi sekalinya mekar warnanya merah sekali, kalau ini sih sudah agak layu)," kata wisatawan itu saat berbincang dengan Dicky.
Lingling (44), warga Cimahi yang datang ke Tahura untuk jalan-jalan dengan sang suami juga terlihat sangat antusias saat mencari tahu proses mekarnya tumbuhan tersebut. Ia mengaku pernah memperhatikan mekarnya bunga bangkai itu saat datang ke Tahura pada tahun 2015.
"Ini saya ada fotonya, tapi waktu itu sekitar hari kedua setelah kuncup ya, jadi belum mekar sempurna, masih 3/4 mekar. Kurang lebih besarnya kayaknya sama sih dengan yang dulu. Agak smelly (bau) ya memang, kayak bangkai tikus," cerita Lingling sambil menunjukkan foto yang pernah ia abadikan dan diunggah dalam Instagramnya.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar.
Simak Video "Video: Healing Santai di Taman Hutan Juanda Bandung"
(wsw/wsw)