Bali Rancang Subway

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bali Rancang Subway

Antara - detikTravel
Rabu, 31 Jan 2024 09:07 WIB
Wisatawan di sekitar bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali
Bali segera bangun subway (Kemenparekraf)
Denpasar -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan pemerintah pusat merancang pembangunan kereta bawah tanah (subway). Kereta itu akan menghubungkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai-Central Parkir Kuta-Seminyak dan Canggu di Kabupaten Badung.

"Saat ini (subway) dalam proses penyelesaian studi kelayakan. Kami harapkan April ini sudah selesai," kata Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur di Denpasar, Bali seperti dikutip dari Antara, Rabu (31/1/2024).

Sang Made belum memberikan rincian nilai investasi. Saat ini, Pemprov Bali dan pemerintah pusat sedang menghitungnya. Sekaligus menunggu penyelesaian studi kelayakan yang dilaksanakan oleh perusahaan asal Korea Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan dalam operasional kereta bawah tanah atau subway itu berbeda dengan Moda Raya Terpadu (Mass Rapid Transit/MRT) dan Lintas Rel Terpadu atau kereta api ringan (Light RailTransit/LRT) yang tiketnya disubsidi pemerintah.

Alasannya, lanjut dia, mobilitas di sekitar kawasan tersebut dominan untuk pariwisata dan bisnis sehingga diperkirakan tiket tidak ada subsidi dari pemerintah.

ADVERTISEMENT

"Kalau dari bandara, Central Parkir, Seminyak kemudian Canggu, dari survei pergerakannya itu 85 persen adalah untuk berwisata atau bisnis dan masyarakat lokal hanya 15 persen," ujar dia.

Sang Made Mahendra Jaya menambahkan opsi membangun transportasi publik di bawah tanah menjadi pilihan mengingat sepanjang jalan di kawasan tersebut sempit dan padat infrastruktur di antaranya perhotelan, vila, bar, kafe serta rumah penduduk Bali yang masing-masing memiliki tempat ibadah.

Dengan kondisi itu, opsi pelebaran jalan juga dinilai memberatkan baik dari sisi finansial hingga sosial budaya masyarakat.

Selain itu, terbatasnya lahan dan upaya menjaga keaslian Bali sehingga opsi kereta bawah tanah menjadi alternatif, didukung dengan belum optimalnya pemanfaatan ruang bawah tanah di Bali.

"Nantinya dapat lebih optimal dimanfaatkan, misalnya di TOD (transit oriented development/pembangunan berbasis transit), ada ritel, dan utilitas perkotaan, jaringan telekomunikasi, pipa air, listrik dan gas," kata dia.




(fem/fem)

Hide Ads