Minggu ini, turis-turis yang mau ke Machu Picchu boleh bergembira. Aksi protes yang dilakukan karena sistem tiket kereta api elektronik telah usai.
Dilansir dari The National pada Kamis (1/2), aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pekerja PeruRail telah berakhir. Pihak berwenang dan pengunjuk rasa dapat mencapai kesepakatan yang memungkinkan adanya transmisi ke platform baru.
PeruRail mengatakan bahwa sebagian layanan kereta api telah aktif dan layanan reguler akan dimulai kembali pada Kamis. Kereta akan berangkat dari Kota Cusco ke Aguas Calientes, sebuah kota dekat reruntuhan kuno Inca yang dilindungi UNESCO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya sistem tiket baru ini ditentang oleh pekerja. Mereka merasa tidak dilibatkan dan PeruRail dinilai curang karena monopoli.
![]() |
Sistem tiket elektronik baru dirancang untuk mengontrol jumlah pengunjung seiring pulihnya pariwisata pascapandemi. Pihak PeruRail merasa bertanggung jawab atas pelestarian situs karena Machu Picchu sempat padat oleh turis.
"Kita harus bergerak maju untuk mengaktifkan kembali perekonomian kita," ucap Leslie Urteaga, Menteri Kebudayaan Peru.
Selama seminggu terakhir, hotel dan restoran di sekitar Machu Picchu hampir sepi. Unjuk rasa membuat layanan kereta terhenti dan turis tak bisa mencapai lokasi tersebut.
Situs Inca kuno itu telah jadi ikon wisata Peru. Setiap harinya ada sekitar 3.800 turis yang datang berkunjung.
Karena jumlahnya yang terus meningkat, Machu Picchu pun disebut mengalami overtourism, erosi sampai protes politik. Jumlah turis mulai jadi duri dalam daging Peru.
Pada bulan Januari tahun lalu, situs ini ditutup tanpa batas waktu karena berlanjutnya protes terhadap presiden baru. Tutup selama sebulan, operator tur mengaku bahwa dampaknya terasa sampai berbulan-bulan.
"Ini mencakup semua orang, mulai dari perajin lokal yang bergantung pada penjualan barang-barang buatan tangan kepada wisatawan hingga pemandu wisata, kemudian agensi yang lebih besar seperti kamu," ujar tur lokal Manuel Sanchez-Palacios.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan