Prabowo Ingin Intervensi Kebudayaan, Ganjar: Cukup Fasilitasi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Prabowo Ingin Intervensi Kebudayaan, Ganjar: Cukup Fasilitasi

Wahyu Setyo Widodo, Weka Kanaka - detikTravel
Minggu, 04 Feb 2024 23:01 WIB
CORRECTS TO FIFTH PRESIDENTIAL CANDIDATES DEBATE - Presidential candidate Ganjar Pranowo speaks during the fifth presidential candidates debate in Jakarta, Indonesia Sunday, Feb. 4, 2024. The worlds third-largest democracy is scheduled to hold its legislative and presidential elections on Feb. 14. (AP Photo/Tatan Syuflana)
Ganjar Pranowo dalam debat kelima Capres, Minggu (4/2/2024). AP/Tatan Syuflana
Jakarta -

Dalam debat Capres terakhir, Prabowo menyampaikan rencananya untuk mengintervensi praktik kebudayaan. Berbeda dengan itu, Ganjar sebut cukup difasilitasi.

Pada debat Capres terakhir yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu (4/2/2024), terdapat subtema Budaya yang ikut dibahas.

Menanggapi tema tersebut, Capres nomor urut dua Prabowo Subianto membeberkan rencananya yang ingin memanjangkan tangan hingga mengintervensi praktik budaya jika diperlukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Budaya sangat penting, budaya adalah karakter bangsa, tanpa kita membanggakan, menghormati, melestarikan budaya kita sendiri, kita hilang jati diri kita sebagai bangsa. Semua bidang harus kita bantu kita lindungi," ujar Prabowo.

"Saya agak berbeda saya tidak ikut paham-paham neolib bahwa pemerintah bukan hanya regulator, pemerintah di depan, pelopor, intervensi jika perlu, bekerja untuk rakyat membantu dalam bidang budaya pemerintah juga harus di depan, menjaga, melestarikan semua budaya kita di semua bidang," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menanggapi hal tersebut, Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo justru punya pendapat yang agak berseberangan. Menurut Ganjar, aspek kebudayaan mestinya dibiarkan bebas dan cukup difasilitasi.

"Kalau benturannya antara budaya dan birokrasi maka sikap birokrat, birokrat cukup fasilitasi saja dan para pelaku seni budayawan, dialah yang mengerjakan. Maka budaya akan tumbuh dan pemerintah akan bisa melihat bagaimana proses kreatif itu berjalan. Apakah itu nyanyi, apakah itu film makers, para pencipta penulis buku, semuanya. Sehingga terhadap mereka perlu dilindungi. Tapi berikan itu kepada mereka agar mereka bisa mengurus sendiri," menurutnya.

Ia juga menyinggung aksi yang dilakukan relawan Pro Jokowi (Projo) DIY yang melaporkan budayawan Butet Kartaredjasa saat tampil dalam acara kampanye Capres Ganjar Pranowo di Alun-alun Wates, Kulon Progo, DIY.

"Kalaulah mereka berekspresi, pemerintah nggak perlu takut. Masa takut sama pentasnya Butet, 'kamu boleh lho pentas tapi nggak usah ngomong politik', nggak. Pemerintah mesti dikritik, pemerintah mesti waras, pemerintah mesti dalam trek," singgungnya.

Menurut Ganjar, pemerintah mestinya membuka ruang seni dan pemerintah sebagai birokrasi hanya perlu mendukungnya dengan memfasilitasi.

"Dan biarkan mereka mengekspresikan dengan seninya, dengan karakternya, dengan budayanya. Dan kita cukup fasilitasi, mereka yang akan mengerjakan. Birokrasi tinggal duduk untuk melihat hasilnya," pungkasnya.




(wkn/wkn)

Hide Ads