Penumpang Terjebak di Suhu -7 Celcius, Bagasi Mereka Dibawa Balik Pesawat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Penumpang Terjebak di Suhu -7 Celcius, Bagasi Mereka Dibawa Balik Pesawat

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 05 Feb 2024 14:05 WIB
Bandara Keflavik, Islandia
Bandara Keflavik di Islandia. (@kefairport/Twitter)
Keflavik -

Insiden tidak menyenangkan dialami para pelancong yang terdampar di suhu -7 derajat Celcius tanpa pakaian memadai karena bagasi dibawa pergi pesawat.

Melansir Stokesentinel, Senin (5/2/2024), para pelancong terdampar di dinginnya suhu Islandia tanpa pakaian memadai. Hal itu disebabkan pesawat easyJet yang mereka tumpangi kembali ke Bandara Manchester tanpa menurunkan bagasi penumpang. Nahas para turis hanya mampu menurunkan tas kabin mereka saja.

Atas kejadian tersebut, penumpang Helen Carr mencurahkan kekesalannya lantaran mereka harus membeli pakaian penghangat di negara yang terkenal mahal tersebut. Adapun Helen (41) mentraktir pasangannya Rick Marsh untuk berlibur dan merayakan ulang tahunnya ke-41.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kunjungannya ke Islandia adalah untuk melihat cahaya utara yang sudah diimpikan Rick. Namun, karena situasi tersebut, memaksa mereka untuk membatalkan kunjungannya.

Dia mengatakan kepada pasangannya bahwa mereka harus membeli kaus kaki dan pakaian dalam, serta celana yang lebih tahan air.

ADVERTISEMENT

Maskapai tersebut mengatakan bahwa karena cuaca ekstrim yaitu angin kencang, membuat bagasi tidak dapat diturunkan dari pesawat dengan aman. Seorang juru bicara maskapai mengatakan angin kencang bertiup di atas batas maksimum yang untuk operasi yang aman. Sehingga bagasi dibawa kembali ke Bandara Manchester dan baru dibawa ke Bandara Keflavik keesokan harinya.

Menurut Helen, penerbangan easyJet - EZY2261 berangkat dari Bandara Manchester pukul 17.35 waktu setempat pada Jumat (2/2/2024). Dia mengatakan bahwa terjadi ketika pesawat mendarat di Bandara Keflavik sekitar pukul 20.45.

"Pertama-tama polisi naik ke dalam pesawat, kami yakin hal itu disebabkan oleh seorang penumpang mabuk yang bersikap kasar. Kemudian kami tertahan di pesawat selama hampir dua jam karena semua gerbang penuh dengan penerbangan yang dibatalkan sehingga tidak ada tempat untuk memarkir pesawat. Akhirnya mereka berhasil menemukan tempat untuk parkir tetapi tidak ada jembatan udara, jadi kami harus menunggu bus dan tangga untuk menemukannya," ujarnya.

Helen mengatakan bahwa awalnya penumpang dikabarkan bisa mengambil bagasi. Namun, beberapa jam kemudian mereka diberitahu bahwa pesawat telah terbang kembali ke Manchester.

"Ketika kami akhirnya sampai di pengambilan bagasi, kami menunggu berjam-jam dan akhirnya diberitahu sekitar pukul 1.45 setelah mendarat sekitar pukul 20.45, bahwa pilot telah memutuskan untuk kembali ke Manchester dengan membawa bagasi semua orang," tuturnya.

"Jadi ada ratusan penumpang, dalam kondisi dingin, hanya dengan pakaian yang mereka kenakan. Rencana telah hancur dan tidak ada satu pun perwakilan dari easyJet yang berbicara dengan siapa pun," sambungnya.

Ia berujar bisa memahami kondisi tersebut. Namun, ia menyayangkan pihak maskapai yang hanya mengirim email konfirmasi penundaan bagasi alih-alih berkomunikasi. Bahkan, di email tersebut tak tercantum kapan barang bawaan mereka di bagasi dapat kembali.

"Saya juga menduga bahwa jika pesawat itu masih penuh dengan bagasi kami, akan ada pesawat yang penuh dengan penumpang yang kembali ke Inggris tanpa bagasi. Dan mengingat pesawat itu harus membawa bagasi kami kembali, ke mana bagasi penumpang yang baru akan dibawa? Saya tidak tahu dari mana mereka bisa memperlakukan orang seperti ini," celotehnya heran.

Dalam rencana perjalanannya, Helen dan pasangan menghabiskan 850 Poundsterling atau sekitar Rp 16,8 juta untuk penerbangan dan hotel, serta 500 Poundsterling atau sekitar Rp 9,9 juta untuk tamasya. Namun, karena insiden ini, rencana mereka gagal. Di sisi lain, mereka hanya ditawarkan uang kompensasi 25 Poundsterling per hari, atau sekitar Rp 494 ribu dan ia anggap itu sebagai lelucon.

Bahkan, Helen mengatakan ada pelancong yang sangat terlihat menderita karena hanya menggunakan legging dan sepatu kets.

"Seorang gadis malang hanya mengenakan legging dan sepatu kets karena dia tidak punya uang untuk membeli apa pun di sini," katanya kepada Manchester Evening News pada Minggu (4/2/2024).

Adapun angin kencang setelah pesawat mendarat dianggap terlalu berbahaya untuk memasang tangga di pesawat.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa beberapa penerbangan dari dan ke Keflavik pada tanggal 2 Februari terganggu akibat kondisi cuaca buruk di Islandia. Sayangnya, karena kondisi cuaca, staf darat kami tidak dapat menurunkan pelanggan dengan aman dari penerbangan Manchester segera setelah mendarat dan kami mohon maaf karena pelanggan berada di dalam pesawat untuk beberapa waktu sebelum mereka dapat meninggalkan pesawat dengan aman," ujar maskapai.

"Karena angin kencang yang berhembus di atas batas maksimum yang diperlukan untuk operasi yang aman, bagasi harus tetap berada di dalam pesawat dan dibawa kembali ke Bandara Keflavik keesokan harinya di mana semua pelanggan dapat mengambilnya. Kami ingin berterima kasih kepada para penumpang atas pengertian mereka dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh cuaca. Keselamatan dan kesejahteraan penumpang dan kru kami selalu menjadi prioritas utama easyJet," pungkasnya.




(wkn/wsw)

Hide Ads