Pertama Kali! Penguin Antartika Mati Karena Flu Burung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pertama Kali! Penguin Antartika Mati Karena Flu Burung

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 05 Feb 2024 20:07 WIB
A scientist tests a dead seal on South Georgia Island in the South Atlantic Ocean for avian influenza, a disease which has already killed millions of birds worldwide in recent years and is now present in wildlife living near Antarctica, December 2023. Dr. Marco Falchieri, APHA/Handout via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT
Virus flu burung menyebar ke Antartika, ratusan anjing laut mati (Foto: via REUTERS/DR. MARCO FALCHIERI, APHA)
Jakarta -

Penguin di Antartika diakatakn mati karena flu burung. Ini adalah kasus yang pertama yang pernah terjadi di sana.

Menyitir The Guardian, Senin (5/2/2024), tak hanya itu, para peneliti menyebut ada kasus yang dikonfirmasi atau dicurigai pada dua spesies penguin Antartika. Para peneliti khawatir virus yang sangat menular ini dapat merusak koloninya.

Setidaknya satu penguin raja diduga telah mati akibat flu burung di Antartika. Jika dikonfirmasi, penguin ini akan menjadi spesies pertama yang terbunuh oleh virus H5N1 yang sangat menular di alam liar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti sebelumnya telah memperingatkan tentang salah satu bencana ekologi terbesar di zaman modern jika flu burung mencapai populasi penguin Antartika yang terpencil.

Burung-burung tersebut saat ini sedang berkumpul untuk musim kawin, yang berarti penyakit ini dapat mewabah ke seluruh koloni jika terus menyebar ke seluruh wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

Penguin raja adalah penguin terbesar kedua di dunia, dengan tinggi sekitar satu meter, dan dapat hidup lebih dari 20 tahun di alam liar. Kasus yang dicurigai terjadi di pulau Georgia Selatan di wilayah Antartika, menurut laporan terbaru dari Scientific Committee on Antarctic Research (Scar).

Seekor penguin gentoo juga diduga mati akibat H5N1 di lokasi yang sama. Secara terpisah, setidaknya satu penguin gentoo telah dikonfirmasi telah mati akibat H5N1 di Kepulauan Falkland (1.500 km) sebelah barat Georgia Selatan.

Di sana ada lebih dari 20 anak penguin yang mati atau juga menunjukkan gejala. Sejak H5N1 tiba di Antartika, telah terjadi kematian massal anjing laut gajah serta meningkatnya kematian anjing laut bulu, camar rumput laut, dan skua cokelat di wilayah tersebut.

Wabah sebelumnya di Afrika Selatan, Chile dan Argentina menunjukkan bahwa penguin rentan terhadap penyakit ini. Sejak wabah ini tiba di Amerika Selatan, lebih dari 500.000 burung laut telah mati akibat wabah ini, dengan penguin, pelikan, dan burung booby di antara mereka yang paling banyak terkena dampaknya.

"Kedatangan virus H5N1 di Antartika pada akhir tahun lalu telah membunyikan lonceng tanda bahaya karena risiko yang ditimbulkannya pada satwa liar di ekosistem yang rapuh ini," kata Ed Hutchinson, seorang ahli virologi molekuler di MRC-University of Glasgow Centre for Virus Research.

"Dan meskipun sangat menyedihkan mendengar laporan tentang penguin yang mati, sayangnya hal ini sama sekali tidak mengejutkan," imbuh dia.

Sejauh ini, tidak ada kasus yang tercatat di daratan Antartika, menurut data pemetaan Scar, tetapi ini bisa jadi karena hanya ada sedikit orang yang hadir untuk mencatat kemungkinan kematian.




(msl/ddn)

Hide Ads