Toko persewaan alat ski di Swiss telah menolak pelanggan dari kaum Yahudi. Papan larangan telah dipasang untuk orang-orang itu.
Menyitir BBC, Minggu (18/2/2024), polisi Swiss telah membuka penyelidikan atas pengumuman itu. Toko ini terletak di kawasan resor terkenal Davos dan kini telah menarik kembali keputusannya.
Toko tersebut telah mencopot papan-papan pengumuman yang diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, yang menginformasikan kepada para pelanggan tentang larangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun banyak yang berpendapat bahwa kasus ini merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum Swiss yang melarang diskriminasi dan hasutan kebencian rasial atau agama.
Federasi Komunitas Yahudi Swiss telah meluncurkan tindakan hukumnya sendiri, mengutuk tanda-tanda tersebut sebagai tindakan diskriminatif.
Poster-poster di etalase toko olahraga menginformasikan kepada para pelanggan bahwa, karena adanya beberapa insiden, termasuk pencurian, "kami tidak lagi menyewakan peralatan olahraga kepada saudara-saudara Yahudi kami".
Toko yang dimaksud mengataka bahwa peralatan sering kali tidak dikembalikan, dan stafnya tidak lagi ingin "repot" menjelajahi sisi gunung untuk mencari kereta luncur yang ditinggalkan.
Namun, hanya 24 jam dipasang, poster-poster tersebut diturunkan setelah badai protes. Wali Kota Davos, Philipp Wilhelm, mengatakan kepada media Swiss: "Segala bentuk antisemitisme, rasisme dan diskriminasi harus dikutuk. Hal ini tidak pantas terjadi di Davos."
Manajer toko tersebut telah meminta maaf, dan mengakui bahwa poster tersebut "salah dalam pemilihan kata". Pelanggan Yahudi disambut dengan baik, katanya, dengan segera.
Namun, kelompok-kelompok anti-rasisme Swiss menyatakan bahwa menyasar seluruh kelompok ras, agama, atau etnis karena perilaku buruk yang diduga dilakukan oleh beberapa orang adalah hal yang lebih serius dari sekadar kata-kata yang tidak sopan.
Bahkan hal tersebut merupakan tanda klasik rasisme dan diskriminasi. Menurut mereka, cara yang lebih baik untuk mencegah pencurian dan kerusakan adalah dengan meminta tanda pengenal dan kartu kredit dari para pelanggan.
Ini juga bukan pertama kalinya Davos, yang merupakan tempat penyelenggaraan Forum Ekonomi Dunia tahunan, mengalami kesulitan dengan para pengunjung Yahudi.
Resor ini telah menjadi populer di kalangan komunitas Yahudi Ortodoks Israel, yang jumlahnya terus meningkat, dan kepala dewan pariwisata mengatakan bahwa ada beberapa kasus di mana para tamu bersikap tidak sopan terhadap tuan rumah.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol