Medan Zoo kehilangan begitu banyak harimaunya. Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution menyebut Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo telah gagal membiakkan harimau.
Penilaiannya itu baik dalam membiakkan harimau Sumatera maupun Benggala dalam beberapa tahun terakhir. Ia melihat bahwa harimau yang mati tidak dibarengi dengan penerus.
"Medan Zoo itu gagal dalam breeding (pembiakan). Dia harimau itu mati, tapi enggak ada penerus. Kita lihat jumlah breeding yang ada di Medan Zoo," ungkap Bobby di Medan, dikutip dari Antara, Minggu (18/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, terakhir kali dua bayi harimau Benggala lahir dari induk betina bernama Wesa dan jantan bernama Avatar di Taman Margasatwa Medan Zoo pada 12 Juli 2018.
Sejauh ini ada lima ekor harimau mati di Medan Zoo, yakni tiga ekor harimau Sumatera bernama Erha pada 3 November 2023, Nurhaliza pada 31 Desember 2023, dan Bintang Sorik berusia 13 tahun pada 13 Februari 2024.
Baca juga: Harimau di Medan Zoo Mati Lagi, Kini Jadi 5 |
Kemudian dua ekor harimau Benggala bernama Avatar pada 3 Desember 2023 dan Wesa yang berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024.
Makhluk hidup pasti mati
Wali kota menegaskan bahwa harimau di Kebun Binatang Medan bukan tidak boleh mati, karena setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati.
"Makhluk hidup pasti mati. Poinnya itu yang dipersoalkan dia mati, tapi belum sempat ada penerusnya. Masa kebun binatang hewannya enggak ada yang boleh mati," jelas Bobby.
Pihaknya juga meminta agar para pemangku kepentingan bersama-sama melihat semua faktor atas kematian lima ekor harimau dalam empat bulan terakhir di Medan Zoo. Mulai dari umur, pola pakan hingga pola perawatannya di Medan Zoo.
Nah ini juga bisa dijadikan salah satu faktor-faktor penyebab dia mati. Makanya itu, saya bilang manajemennya," tegas Bobby.
Juru Kampanye Satwa Liar-The Wildlife Whisperer of Sumatra Arisa Mukharliza menyebutkan seekor harimau Sumatra bernama Bintang Sorik mati akibat prognosis infausta (suatu penyakit yang dapat disembuhkan).
"Sudah lima ekor harimau mati di Medan Zoo dengan prognosis infausta," kata dia.
Kasus harimau di Medan Zoo, lanjut dia, bukan tentang hidup dan mati satwa, namun tanggung jawab dan peran pengelola kebun binatang terhadap taman margasatwa. "Ada tanggung jawab dan peran pengelola kebun binatang," kata Arisa.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan