Kemenparekraf Klaim Wisman Tak Masalahkan Pungutan USD 10 Masuk Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kemenparekraf Klaim Wisman Tak Masalahkan Pungutan USD 10 Masuk Bali

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 19 Feb 2024 17:25 WIB
Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya
Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Jakarta -

Wisatawan mancanegara yang memasuki Bali telah dikenai pungutan USD 10 atau Rp 150 ribu. Mereka tak terlalu mempermasalahkan pungutan tersebut.

Keadaan itu diungkapkan oleh Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya, Senin (19/2/2024). Sebelumnya, ia berdiskusi dengan stake holder yang ada di India.

"Ketika saya kebetulan kemarin diundang oleh kedutaan kita di New Delhi ada acara yang namanya Indonesia India forum dalam rangka 75 tahun hubungan bilateral," ujar Nia mengawali jawabannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian ketika kita tanya respon Levy seperti apa, kepada penjual di sana, India termasuk orang yang dikenal hemat, gitu ya. Tetapi saya pengin share aja tentang market India," dia menambahkan.

"Pasca covid mereka itu sudah tidak lagi sensitivitas terhadap hemat itu menjadi pertimbangan. Karena dia takut ada kejadian lagi. Kan ingat Delta dari mereka kan," kata Nia.

ADVERTISEMENT

Jadi, traveler yang berasal dari India yang terkenal hemat itu tidak lagi mempermasalahkan pungutan yang ada di Bali. Mereka dengan sukarela membayar asal bisa jalan kapan pun.

"Jadi merasa ah mumpung masih bisa jalan jadi jalan. Itu karakteristik orang India itu sekarang. Pokoknya bisa jalan anytime. Enggak harus di bulan umum gitu ya sepanjang ada direct flight ke luar negeri," katanya.

Lalu, Nia juga bertanya bagaimana persepsi traveler India tentang pungutan itu? Mereka menjawab bahwa pungutan itu memiliki tujuan yang jelas maka akan dibayar dengan tanpa omongan di belakang.

"Mereka mengatakan bahwa sepanjang itu jelas peruntukannya apalagi untuk isu sustainability isu kebudayaan dan lingkungan mereka menyambut baik," kata Nia.

"Yang penting di sini tantangannya adalah komunikasi kita yang harus jelas peruntukannya seperti apa dan pengelolaannya tentu dalam kerangka yang good governance," ujar dia.

"Jadi itu yang saya dapat ya. Tapi kan pendapat bisa beragam tapi yang saya dapat dari para players di sana OTA juga dari pelaku yang konvensional mereka sih mengatakan sepanjang itu jelas karena ini ide yang bagus untuk sebuah langkah-langkah keberlanjutan," ujar Nia.




(msl/fem)

Hide Ads