Pabrikan pesawat asal China terang-terangan memamerkan pesawat berbadan sempit kepada dunia. Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) memamerkan pesawat berbadan sempit C919 di Singapore Airshow.
Menyitir Airways, Rabu (21/2/2024), pesawat itu dipamerkan di Singapura pada 18 Februari. Itu menjadi momen debut pesawat China dipamerkan di luar wilayah China.
Comac C919 mengangkasa di langit Singapura bersama produsen pesawat komersial raksasa, Airbus di pameran udara terbesar di Asia itu. Sementara itu, Boeing tidak akan memamerkan pesawat komersial pada acara tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, China telah berinvestasi besar-besaran untuk bersaing dengan Airbus dan Boeing, produsen pesawat terbang yang dominan di pasar penumpang global.
MalayMail melaporkan bahwa China bertekad untuk mengorbitkan C919 di dalam dan luar negeri. Namun, model itu hanya disertifikasi di China. Pesawat pertama dari empat C919 mulai terbang dengan China Eastern Airlines (MU) tahun lalu.
Ini mungkin merupakan momen yang ideal Comac untuk memasuki pasar penumpang komersial global, memposisikan diri sebagai alternatif dari Airbus dan Boeing. Kedua produsen pesawat itu sedang berburu dengan waktu memenuhi permintaan pesawat baru saat ini. Boeing juga telah dilanda krisis lain seputar masalah keselamatan.
Comac mengatakan akan menginvestasikan miliaran yuan selama tiga sampai lima tahun ke depan untuk memperluas kapasitas produksi C919.
Bulan lalu, Otoritas Penerbangan China juga mengatakan bahwa mereka akan mengupayakan validasi juga sertifikasi dari Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) untuk C919 tahun ini.
Comac telah memiliki dua produk pesawat penumpang, jet regional ARJ21 dan pesawat berbadan sempit bermesin ganda C919 yang lebih besar yang menawarkan 158-192 kursi, yang bersaing dengan model Airbus A320neo dan Boeing 737 MAX.
C919 melakukan penerbangan pertamanya di luar daratan China pada bulan Desember lalu, ke Hong Kong. ARJ21 saat ini dioperasikan oleh maskapai penerbangan Indonesia, TransNusa Air.
Orang dalam di industri penerbangan memperingatkan bahwa meskipun hanya ada empat C919 yang saat ini beroperasi di China, pesawat ini baru disertifikasi oleh regulator Tiongkok.
Mereka juga menyatakan bahwa produksi C919 masih mengalami penundaan dalam rantai pasokan internasional. Namun, penundaan produksi pesawat, yang saat ini menantang pertumbuhan di sektor penerbangan global, menciptakan peluang bagi COMAC.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol