Ukraina Bersiap Tancap Gas Gaet Wisatawan Setelah Perang Usai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ukraina Bersiap Tancap Gas Gaet Wisatawan Setelah Perang Usai

Weka Kanaka - detikTravel
Selasa, 05 Mar 2024 11:35 WIB
Ikon wisata Kyiv, Ukraina.
Ilustrasi wisata di Ukraina. (dok kievfriendly)
Jakarta - Ukraina akan luncurkan kampanye untuk turis internasional. Mereka menjanjikan infrastruktur, hotel, dan layanan pendukung wisatawan yang memadai.

Melansir Independent, Selasa (5/3/2024), menjelang acara Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin 2024, Ketua Badan Pengembangan Pariwisata Ukraina mengatakan bahwa pariwisata akan menjadi bagian penting dalam pemulihan pasca perang.

"Kami menyambut tamu-tamu kami jika mereka tidak datang dengan senjata. Setiap uang yang dibelanjakan orang di Ukraina akan membantu pemulihan ekonomi," ucap Mariana Oleskiv.

"Kami sekarang memiliki merek Ukraina yang berkembang dan terkenal di seluruh dunia. Namun, hal itu tidak terkait dengan pariwisata. Orang-orang berpikir tentang Ukraina mungkin tentang keberanian, tentang perang, tentang kehancuran. Jadi mereka melihat gambaran bahwa Ukraina terlihat seperti Mariupol, misalnya," katanya.

Ia menyebut, Ukraina punya 20-30 persen wilayah yang diduduki. Namun, daerah lain menurutnya sangat indah. Ia juga mempromosikan Ukraina punya layanan yang baik, hotel-hotel yang bagus, serta jangkauan internet memadai.

"Kami perlu menciptakan ketertarikan pada Ukraina bukan hanya sebagai orang yang Anda dukung dan Anda kasihani tetapi juga negara yang ingin Anda dukung dengan mengunjungi. Kami tidak tahu kapan. Kami tidak tahu apakah itu akan terjadi tahun ini, atau tahun depan atau dua tahun lagi," terangnya.

"Kami memiliki waktu untuk mempersiapkan diri, untuk memiliki rencana meskipun saat ini rencana-rencana tersebut tertunda. Namun kami tahu bagaimana harus bertindak sejak saat perbatasan Ukraina dan langit Ukraina dibuka kembali," sambungnya.

Adapun perang Rusia - Ukraina telah terjadi sejak Februari 2022. Ini menghentikan semua kegiatan pariwisata dari luar negeri ke Ukraina. Namun, Oleskiv menyebut warga Ukraina masih tetap pergi berlibur.

"Kami masih memiliki pariwisata - pariwisata domestik di Ukraina. Dan ini adalah sesuatu yang membantu kami juga untuk mengatasi segala sesuatu yang terjadi di negara kami," imbuhnya.

"Kami memiliki kafe, bar, restoran, yang berfungsi. Kami memiliki hotel-hotel yang buka dan sebenarnya selama musim dingin lalu, ketika kami mengalami pemadaman listrik, seringkali hotel-hotel tersebut menjadi tempat di mana orang-orang dapat menikmati makanan, mengisi daya ponsel mereka karena semuanya memiliki generator," jelasnya.

Orang-orang Ukraina melakukan perjalanan dengan keluarga ke tujuan yang lebih aman, misalnya pegunungan Carpathian, di bagian barat tengah Ukraina.

Kendati berusaha mempromosikan, ia menyebut pengunjung dari luar negeri harus tetap menjaga jarak sampai perang berakhir.

"Tidak sekarang. Kami tidak mengundang siapa pun sekarang karena berbagai alasan. Pertama-tama, logistik sangat rumit. Dan perusahaan asuransi tidak menanggung risiko di Ukraina. Jadi, bahkan jika Anda terserang flu di suatu tempat di Ukraina yang tidak terkait dengan perang, itu tidak akan ditanggung oleh sebagian besar perusahaan asuransi. Jadi kami tidak mengundang siapa pun ke sini," imbaunya.

Bulan lalu, dalam waktu enam minggu setelah gencatan senjata, Ryanair memperbarui janjinya untuk melakukan operasi udara berskala besar di tiga kota wisata utama, yakni Kyiv, Lviv, dan Odessa.

Sebelum invasi Rusia, ketiga kota tersebut menarik sebagian besar pengunjung internasional ke Ukraina. Namun, negara ini ingin melakukan diversifikasi.

"Pada tahun 2021 saat itu masih ada Covid kami mengembangkan rute wisata baru ke pegunungan Carpathia untuk turis dari Arab Saudi. Mereka sangat menyukainya. Kami memiliki resor yang sangat bagus di sana, hijau dengan banyak hujan, cuaca yang bagus. Dan kami memiliki rencana untuk tahun 2022 untuk melipatgandakan jumlah wisatawan," katanya.

"Namun tentu saja Rusia memulai perang dan kami tidak bisa melakukan ini," keluhnya.

Chernobyl, lokasi ledakan reaktor nuklir pada 1986, merupakan salah satu daya tarik utama bagi para pengunjung sebelum invasi Rusia. Namun, Oleskiv mengatakan bahwa tempat itu akan ditutup untuk sementara waktu.

"Ada invasi Rusia melalui wilayah itu. Itu diranjau agar mereka tidak bisa masuk lagi," pungkasnya.




(wkn/wkn)

Hide Ads