Hari Raya Nyepi adalah momen sakral bagi umat Hindu yang ada di Bali dan juga memancing minat wisatawan untuk datang. Namun, hotel diharap tidak melakukan promosi berlebihan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) meminta usaha perhotelan di Pulau Dewata tidak melakukan promosi berlebihan menyangkut Nyepi. Cok Ace tidak menampik momen Hari Raya Nyepi menarik minat beberapa wisatawan datang ke Bali.
"(Terkait promosi paket Nyepi) sebenarnya lebih tepatnya itu informasi terkait Nyepi di Bali. Jadi dengan demikian kami harapkan wisatawan yang datang ke sini bukan untuk hura-hura, tapi untuk melihat, merasakan perayaan Nyepi di Bali," kata Cok Ace usai peresmian autogate imigrasi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Rabu (6/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali mengeluarkan seruan bersama terkait pelaksanaan Nyepi Tahun Baru Caka 1946 pada 11 Maret mendatang.
Salah satu poinnya, usaha penyedia jasa akomodasi, penyedia jasa hiburan dan tempat wisata yang ada di Bali tidak diperkenankan mempromosikan usahanya dengan branding Hari Suci Nyepi.
Cok Ace menyebut, ada pembatasan kegiatan di hotel selama Nyepi berlangsung. Kegiatan yang mengundang keramaian atau layanan yang sifatnya berpotensi mengganggu jalannya pelaksanaan Nyepi dilarang oleh pihak hotel.
Di beberapa lokasi, kegiatan untuk turis dialihkan ke hal positif, misalnya menyiapkan tempat meditasi khusus untuk tamu. Sehingga kegiatan itu selaras dengan tradisi Nyepi dan secara umum masih dibolehkan.
"Banyak teman-teman, terutama dubes-dubes memberitahukan ke kami. Mereka ingin menikmati suasana Nyepi di Bali. Next day-nya mereka balik. Jadi mereka betul-betul untuk healing, meditasi, dan itu dilakukan selama Nyepi di hotel," tutur mantan wagub Bali itu.
Baca artikel selengkapnya di detikBali
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!