Dunia penerbangan sangat disorot karena dianggap tak ramah dengan lingkungan. Inovasi pun dilakukan dan salah satunya dengan membuat atap bandara menjadi kebun anggur.
Menyitir CNN, Sabtu (9/3/2024), portofolio perusahaan yang berbasis di New York, Rafael Viñoly Architects bertambah lagi. Proyek terbaru yang diumumkan pada bulan Januari lalu adalah terminal internasional baru di Aeroporto Amerigo Vespucci di Florence, ibu kota wilayah Tuscany, Italia.
"Bangunan ini akan berfungsi sebagai landmark baru untuk masa depan kota yang berkelanjutan," ujar Román Viñoly, direktur Rafael Viñoly Architects. Destinasi itu juga sebagai penghormatan terhadap para penghasil anggur di wilayah tersebut.
"Konsep bangunan ini adalah menciptakan kembali lanskap Tuscan yang paling klasik, yaitu kebun anggur. Terminal baru itu seperti potongan kebun yang salah satu ujungnya membentuk lereng hingga mencapai tanah," dia menambahkan.
Direncanakan akan selesai dalam dua tahap, yang diperkirakan selesai pada tahun 2026 dan 2035, Viñoly mengatakan bahwa keberlanjutan merupakan inti dari struktur baru ini.
Sektor konstruksi dan lingkungan binaan bertanggung jawab atas 40% emisi karbon terkait energi global. Sementara itu, sekitar 2,5% dari seluruh emisi dihasilkan oleh penerbangan komersial.
Upaya untuk mengurangi dampak ini sering kali difokuskan pada inovasi bahan bakar pesawat, termasuk bahan bakar yang terbuat dari minyak goreng, dan bahkan limbah, tetapi proyek baru ini mengalihkan perhatian pada operasi dan konstruksi bandara itu sendiri.
Daya tarik utama desain ini adalah kebun anggur seluas 19 hektar yang berfungsi sebagai atap hijau yang miring, yang menurut penelitian dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, seperti membantu melindungi bangunan. Bersamaan dengan desain miring, atap akan memiliki fitur lain yang dirancang untuk efisiensi energi.
"Atap tidak dimulai tepat di bagian bawah di mana atap bertemu dengan lantai. Sepertiga bagian pertama dari panjang bangunan adalah tanggul [gundukan] yang terbuat dari tanah," kata Viñoly.
Dia menjelaskan bahwa kumparan penukar panas akan digunakan untuk memindahkan panas dari gundukan ke dalam gedung dan sebaliknya, tergantung pada musim.
"Pada musim panas, ketika Anda perlu mendinginkan bagian dalam ruangan, Anda melakukan pertukaran panas ke dalam massa tanah itu," katanya.
"Tanah ini menahan suhu tersebut dengan sangat efektif untuk waktu yang sangat lama sehingga ketika musim dingin tiba dan Anda perlu menghangatkan bagian dalam ruangan, Anda bisa melakukan pertukaran panas lagi dan menarik panas dari tanah tersebut dan memasukkannya ke dalam terminal," kata dia.
Di sepanjang struktur, termasuk di antara barisan tanaman rambat, akan ada kombinasi panel surya dan panel fotovoltaik tembus pandang, yang menurut Viñoly penting untuk mengurangi penggunaan energi sepanjang hari, dan menciptakan "kontak visual" antara penumpang di dalam gedung dan kebun anggur.
Namun, ketika penumpang melihat ke atas, mereka tidak akan dapat melihat buah apa pun. Menurut Viñoly, karena adanya risiko kerusakan benda asing pada mesin pesawat, atapnya akan ditutupi dengan kebun anggur batang bawah yang tidak menghasilkan buah.
Simak Video "Video: Ancaman Houthi Bakal Terus Serang Bandara Israel"
(msl/fem)