Pilot-Kopilot Tidur Saat Flight: Telusuri Corporate Attitude, Bukan Cuma Sanksi Pilot

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pilot-Kopilot Tidur Saat Flight: Telusuri Corporate Attitude, Bukan Cuma Sanksi Pilot

Femi Diah - detikTravel
Sabtu, 09 Mar 2024 21:31 WIB
Batik Air
Ilustrasi Batik Air (Chadeer Mahyuddin/AFP)
Jakarta -

Pemerhati penerbangan Gerry Soedjatman menyampaikan analisis dan pendapat pilot dan kopilot Batik Air BTK6723 ketiduran saat bertugas. Seperti apa?

Pilot dan kopilot itu tidak sengaja tertidur dalam penerbangan 25 Januari 2024 dari Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara ke Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Masalahnya, pilot dan kopilot itu tidur di waktu bersamaan.

Gerry menyebut kasus pilot tertidur di pesawat biasa dilakukan. Tetapi, tidak bersama-sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pilot tidur di fase cruising itu hal biasa dilakukan, namun satu-satu bergiliran. Ini dikarenakan microsleep sangat berguna ketika sedang letih," kata Gerry dalam akun Twitter dan diijinkan untuk dikutip oleh detikTravel pada Sabtu (9/3/2024).

"Yang masalah adalah kalau keduanya ketiduran," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Gerry menyebut pilot tertidur dalam tugas itu harus ditelusuri penyebabnya. Dalam keterangan yang dicatat Komite Nasional Keselamatan Nasional (KNKT) yang diteken pada 27 Februari menyebutkan kopilot memberikan keterangan bahwa dia memang sedang kurang istirahat karena membantu istrinya ngasuh bayi kembar yang baru berusia sebulan.

"Seharusnya, ketika ini terjadi, kapten harus menilai apakah dia sendiri cukup atau tidak istirahatnya? Jika memang kurang istirahat maka dia atau kopilotnya, atau dua-duanya minta diganti," kata Gerry.

"Masalahnya di sini adalah masalah kondisi kerja dan kedisiplinan istirahat pilot," dia menegaskan.

Gerry menyebut dari sisi scheduling, penjadwalan terbang mereka sepertinya tidak ada masalah, termasuk juga untuk kebutuhan istirahat di penerbangan dini hari.

Gerry meminta dilakukan penelusuran mengenai corporate attitude mengenai masalah pilot fatigue.

Cuti Melahirkan untuk Pilot Pria

"Ini adalah masalah kompleks. Pertama, Apakah jika ada pilot yang minta diganti schedule terbangnya karena alasan fatigue diberi sanksi atau tidak? Jika diberi, apakah langsung, atau berdasarkan trend jejak rekam si pilot?," ujar Gerry.

"Yang kedua, perusahaan sudah pasti mempunyai awareness campaign mengenai kesehatan/kesiapan terbang pilot (contoh: "IAMSAFE" program), tetapi apakah dijalankan? Dan, yang ketiga apakah perusahaan memberikan "Paternal Leave"(Cuti lahiran) bagi pilot pria yang istrinya baru melahirkan? Jika tidak ada, sebaiknya diadakan, guna menurunkan resiko terkait pilot fatigue," ujar dia.

Tanggung Jawab Bukan Cuma di Pilot, Ada Risiko Sistemik

Saat ini, Batik Air telah memberikan sanksi kepada pilot dan kopilot yang sama-sama tertidur di tengah tugas.

Dalam keterangan kepada media, Batik Air menyatakan pada 26 Januari 2024, mengambil tindakan preventif dengan menonaktifkan (membebastugaskan) sementara pilot penerbangan nomor ID-6723, rute Kendari ke Jakarta yang bertugas pada 25 Januari 2024. Saat ini, mereka menjalani serangkaian investigasi.

"Dalam hal ini, saya sangat tidak setuju jika jalan keluarnya "hanya segampang" memberikan sanksi kepada pilot dan manajemen maskapai," kata Gerry.

"Ini ada risiko sistemik yang harus diselesaikan. Dan, justru kebijakan gampang memberikan sanksi akan menghambat perbaikan karena masalah pilot fatique itu masalah yang membutuhkan analisis dan solusi kualitatif, bukan kuantitatif, karena membutuhkan awareness dan kesadaran. Pilot yang fatigue diberi pengakuan dan perlindungan dari sanksi guna bisa memberikan keterangan sepenuh-penuhnya agar bisa dicarikan solusi yang sistemis," ujar dia.

"Namun, jika memang masalah fatigue ini diakibatkan oleh kesengajaan atau keteledoran berdasarkan perilaku yang tidak bertanggung jawab oleh pilotnya, maka wajar bila diberikan sanksi disipliner. Yang patut dipertanyakan, kalau pilotnya ngaku "kurang istirahat", reaksi perusahaan bagaimana?

"Terus, seharusnya si kapten juga sadar kalau dirinya sendiri kurang istirahat. Kalau diem saja, kopilotnya juga tidak thau kondisi rekannya," dia menegaskan.

Gerry sekaligus menyarankan sejumlah evaluasi untuk overnight flight operations rute jarak pendek/menengah.

"Pertama, terkait efektivitas program Fatigue Risk Management System (FRMS) perusahaan, pola recommended rest sebelum dan setelah overnight flight bagi crew di dalam FRMSnya seperti apa, dan feedback mengenai efektifitas FRMS, serta awareness/kepatuhan crew dalam mengikuti pola istirahat sebelum dan sesudah flight sesuai FRMS bagaimana. Jangan lupa, point nomor 4 ini penting ya!" ujar dia.




(fem/fem)

Hide Ads