3 Tujuan Favorit Pemudik Versi Kemenhub, ke Jateng Paling Banyak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

3 Tujuan Favorit Pemudik Versi Kemenhub, ke Jateng Paling Banyak

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 13 Mar 2024 12:05 WIB
terminal merak
Ilustrasi mudik (Iqbal)
Jakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut ada tiga daerah yang menjadi destinasi favorit atau paling banyak dikunjungi pemudik saat hari raya Idulfitri1445 Hijriah. Mana saja?

Data ini berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan Kemenhub melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi.

"Hasil survei menunjukkan untuk daerah tujuan terbanyak yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Selasa (13/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenhub memperkirakan terjadi lonjakan pemudik hingga 71,7 persen pada tahun ini. Tahun lalu, sebanyak 123,8 juta orang mudik, kini pada 2024 diprediksi sebanyak 193,6 juta orang mudik.

Berikut daftar daerah tujuan mudik favorit versi Kemenhub:

- Jawa Tengah 31,8 persen (61,6 juta orang)
- Jawa Timur 19,4 persen (37,6 juta orang)
- Jawa Barat 16, persen (32,1 juta orang)

ADVERTISEMENT

Adapun daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu dari Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul dari Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan dari Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).

Berdasarkan pilihan masyarakat, diperkirakan puncak mudik terjadi pada H-2 atau Senin, 8 April 2024 saat dimulainya cuti bersama Lebaran. Hari itu berpotensi terjadinya pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen).

Sementara itu, arus balik diprediksi terjadi pada H+3 atau Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).

Pemerintah akan memberlakukan berbagai kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang dapat mengakibatkan kepadatan. Misalnya, melalui pengaturan pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.

"Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan," kata Budi.




(fem/fem)

Hide Ads