Mempersiapkan makanan untuk disajikan di pesawat ternyata harus melalui proses yang rumit. Ada risiko keracunan makanan jika salah langkah.
Menyitir CNN, Kamis (14/3/2024), makanan di pesawat kerap dikritik. Disebut kurang berbumbu, rasanya biasa saja, sampai dipertanyakan kebersihannya.
Seorang traveler, yang juga penggemar makanan pesawat, Nik Sennhauser, mengingatkan penumpang pesawat lain bahwa jangan buru-buru memberikan penilaian buruk terhadap makanan di pesawat. Ingat, bahwa makanan itu ada di dalam tabung logam di ketinggian 40.000 kaki dan harus siap untuk ratusan penumpang dalam waktu yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nigel Jones, pakar teknik pesawat terbang dari Kingston University di London, yang juga anggota komite akreditasi Royal Aeronautical Society Inggris, menyebut makanan di pesawat disiapkan oleh perusahaan katering yang biasanya memiliki dapur tidak jauh dari bandara. Setelah dikemas, makanan itu dimasukkan ke dalam pesawat.
Di dalam pesawat, saat jam makan tiba, pramugari akan memanaskan makanan itu secara bersamaan. sampai di sini, tampaknya proses makanan sampai ke penumpang sangat sederhana.
Tetapi, ternyata proses detailnya tidak sesederhana itu. Apalagi, untuk penerbangan jarak jauh dan berpenumpang banyak.
Makanan yang diterbangkan adalah makanan beku. Makanan itu harus disajikan dalam waktu bersamaan.
"Sebagian besar oven pesawat menggunakan uap untuk memanaskan makanan dan dapat menampung sebanyak 40 atau 50 kotak sekaligus. Pada pesawat besar akan ada 10 atau 12 oven," kata Jones.
Kru pemeliharaan akan memeriksa apakah oven berfungsi saat pesawat berada di darat. Sepanjang penerbangan, oven dalam kondisi menyala. Satu-satunya waktu oven dimatikan adalah saat pesawat lepas landas.
"Pesawat membutuhkan semua tenaga dari mesin untuk lepas landas. Mereka tidak menyalakan oven sampai mengudara karena beban pada sistem kelistrikan," katanya.
Pendingin dan freezer bekerja di sirkuit yang berbeda, jadi mereka tidak pernah mati. Karena, jika terjadi pemadaman maka bisa menjadi awal keracunan makanan.
Mendapatkan air panas
Pernahkah traveler mendengar saran agar tidak minum teh atau kopi di pesawat? Sebuah studi pada 2019 tentang air minum di 11 maskapai besar Amerika Serikat (AS) memberikan ponten satu hingga lima. Nilai tiga ke atas menunjukkan kualitas air minum oke.
Hasil dari pemeriksaan itu menunjukkan hanya satu maskapai penerbangan regional yang berhasil mencapai nilai tersebut.
Air minum, yang bukan air mineral di dalam kemasan botol, bersumber dari tangki air dalam pesawat. Air itu untuk keperluan seluruh pesawat, mulai dari toilet hingga dapur.
Baca juga: Mitos Es Biru dalam Pesawat, Tahu? |
Saran yang kerap muncul beberapa sumber adalah sebaiknya hindari kopi, teh, dan es. Tetapi, Jones memiliki pendapat berbeda.
Air panas yang disajikan di pesawat telah dipanaskan hingga mencapai titik didih yang dapat membunuh sebagian besar bakteri. Selain itu, air diolah lebih dulu sebelum dimasukkan ke dalam tangki. Misalnya, air yang dimuat ke dalam Boeing 787 diolah dengan sinar UV saat dipompa ke dalam pesawat.
Untuk membuatnya enak dan mengepul, air dari tangki dituangkan melalui keran dan dipanaskan dalam mesin pembuat minuman. Air juga tetap dijaga agar tetap hangat di termos.
Kris Major, seorang pramugari dan ketua Komite Awak Kabin Bersama Federasi Pekerja Transportasi Eropa, mengatakan tidak khawatir untuk meminum minuman berbahan dasar air di pesawat.
"Saya senang minum air putih di pesawat operator saya dan -tanpa berprasangka buruk karena saya hanya mengetahui peraturan di belahan dunia saya, peraturan di Eropa dan Inggris," katanya.
"Semua air yang dapat diminum harus layak untuk dikonsumsi manusia, dan dengan adanya persyaratan pembersihan tangki, tidak ada masalah," kata dia.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional