Akhir-akhir ini banyak insiden penerbangan di dunia. Dimulai pada bulan Januari, ketika penutup pintu pesawat Boeing 737 MAX 9 yang dioperasikan oleh Alaska Airlines meledak di udara.
Kabar menyeramkan terus berdatangan. Baru bulan ini, sebuah roda copot dari pesawat jet United Airlines saat lepas landas dari San Francisco, kemudian insiden api keluar dari mesin penerbangan United saat meninggalkan Houston, Texas.
Pesawat United lainnya keluar dari landasan pacu di Houston saat hendak mendarat, dan yang paling baru sebuah Boeing 787 Dreamliner milik maskapai penerbangan Chili, Latam Airlines, tiba-tiba kehilangan ketinggian saat di udara, melukai puluhan penumpang saat pesawat tengah menuju Auckland, Selandia Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat berhak untuk khawatir," kata Daniel Kwasi Adjekum, mantan komandan skuadron Angkatan Udara Ghana yang menerbangkan pesawat Boeing 737. Namun menurut pria yang saat ini tengah mengajar di Universitas North Dakota ini, dari data yang dikumpulkan Badan Penerbangan Federal AS dan regulator global lainnya, menunjukkan bahwa penerbangan komersial sangatlah aman-dan bahkan menjadi lebih aman dalam dua dekade terakhir.
"Statistik tidak menunjukkan kelainan yang signifikan. Jutaan penerbangan dioperasikan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia setiap hari, dan penumpang melakukan perjalanan dari A ke B dengan aman," ujarnya seperti dikutip dari Wired.
Jumlah kematian akibat kecelakaan udara masih jauh rendah dibanding kecelakaan angkutan darat.
Tetapi para ahli memperingatkan bahwa catatan keselamatan penerbangan global yang secara historis baik tidak menjamin penerbangan yang aman di masa depan.
Dalam laporan keselamatan penerbangan tahun 2023, Flight Safety Foundation mengatakan bahwa mereka telah mengamati tanda-tanda bahwa maskapai penerbangan, produsen, dan pelaku industri lainnya telah sampai pada titik 'erosi budaya keselamatan' yang pada akhirnya dapat menyebabkan insiden serius.
Shahidi, presiden organisasi tersebut, mengatakan bahwa dia terus mewaspadai pelanggaran di landasan pacu-setiap insiden di mana pesawat, kendaraan, atau orang tidak berada di tempat yang seharusnya saat lepas landas atau mendarat, sehingga meningkatkan kemungkinan tabrakan.
"Pada tahun 2023, kami melihat sejumlah kejadian serupa di AS yang tidak mengakibatkan kecelakaan apa pun," katanya.
The New York Times melaporkan pada bulan Agustus tentang laporan keselamatan internal FAA yang menemukan bahwa kejadian nyaris celaka seperti ini rata-rata terjadi beberapa kali dalam seminggu. "Namun penyimpangan tersebut menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres, dan masih harus ditanggapi dengan serius oleh para ahli keselamatan," kata Shahidi.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk