Insiden pilot Batik Air yang tertidur beberapa waktu lalu menimbulkan keresahan bagi banyak pihak. Bos Lion Group bersikukuh itu bukanlah kesalahan perusahaan.
Insiden pilot dan kopilot tidur bersamaan terjadi pada 25 Januari 2024, tetapi baru ramai di Maret ini. Saat itu, penerbangan ID6723 Batik Air, jenis Airbus A320 membawa 153 penumpang. Kedua pilot tersebut tertidur selama 28 menit dan terbang menjauhi rute.
Namun, insiden yang mengkhawatirkan ini menurut pendiri Lion Group, Rusdi Kirana, bukanlah kesalahan dari pihak perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihatnya itu bukan dari kesalahan perusahaan, karena seperti pengakuan penerbang tersebut dia kan kelelahan karena ada urusan pribadinya jadi lebih ke perorangan ya," kata Rusdi kepada awak media di Gedung Perkantoran Lion Group, Balaraja, Rabu (20/3/2024).
Namun demikian, Rusdi menyebut telah melakukan beberapa tindakan lanjutan seperti pencabutan lisensi penerbangan bagi pilot dan pemberian mutasi kepada jajaran direksi. Itu disebut agar ada efek jera bagi manajemen.
"Namun, sebagai perusahaan kita juga mau memperbaiki. Nah untuk yang pilot tersebut pasti cabut license, kedua adalah pimpinan direct-nya walaupun bukan kesalahan dia itu dimutasi, supaya ini ada efek jera juga bagi manajemen lain, walaupun bukan kesalahan manajemen, pribadi lah," kata dia.
Dari kejadian ini, pihaknya tidak mengevaluasi terkait pola libur dan istirahat dari para pilot. Sebab, pola libur yang diberikan dalam contoh pilot dan co-pilot yang tertidur tersebut dianggap telah cukup.
"Kalau istirahatnya itu nggak bisa langgar itu, karena kita sudah melihat penerbang tersebut, sebelum terbang sudah dikasih libur dua hari, harusnya dengan dua hari libur itu cukup," ujar dia.
"Tapi disayangkan menurut pengakuan penerbang kan dia harus pindah rumah, ngurusin bayinya, nah dari kita lihat ternyata sudah diberikan dua hari libur," sambungnya.
Seiring dengan itu, Presiden Direktur Lion Group, Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi, menyebut selalu ada cek briefing kepada awak pesawat sebelum lepas landas. Daniel mengatakan itu telah dilaksanakan juga pada penerbangan yang dimaksud.
"Kalau case-nya kemarin itu kan memang hasil investigasi preliminary record sudah ada di KNKT, dari hasilnya pun sudah disampaikan dalam preliminary record bahwa dari sisi istirahatnya cukup, kemudian dari sisi prosedurnya cukup dijalankan bahkan ada prosedur yang disampaikan briefing kepada pilot. Pilot itu sebelum terbang mengajak kru-nya briefing menanyakan 'mas kamu ngantuk apa nggak? Mbak kamu ngantuk apa nggak?'," ujar dia.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum