Apa Itu Quality Tourism yang Kini Jadi Fokus Dispar Jogja?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Apa Itu Quality Tourism yang Kini Jadi Fokus Dispar Jogja?

Arawinda Dea Alisia - detikTravel
Senin, 25 Mar 2024 11:05 WIB
Aktivitas wisata di desa Nglanggeran
Aktivitas wisata di desa Nglanggeran (dok. Istimewa)
Jakarta -

Dinas Pariwisata Yogyakarta berfokus untuk mengembangkan quality tourism. Apa itu quality tourism? Dan kenapa Yogyakarta mengembangkannya?

Quality tourism menjadi amanat penting dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Ia menuturkan quality tourism dikembangkan demi menjaga fondasi suatu pariwisata. Salah satu caranya dengan mengembangkan desa wisata.

Menurut data dari Grab pada masa pandemi kunjungan wisatawan ke desa wisata sepnajang 2023 naik mencapai 30 persen. Dengan desa wisata, traveler dapat merasakan destinasi wisata alam sekaligus experience dari keunikan desa tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keunikan desa wisata itu mulau dari ciri khas produk lokal hingga atraksi daerahnya. Menurut Sandiaga pertumbuhan desa wisata adalah kebangkitan dari perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan quality tourism untuk menjaga keberlanjutannya.

Sejalan dengan Sandiaga Uno, Kepala Dinas Pariwisata (Kadsipar) Daerah Istimewa Yogyakarta, Singgih Raharjo, juga menekankan pentingnya quality tourism. Dispar Jogja menyebut quality tourism menjadi target utama pariwisata Jogja pada 2024, meskipun kuantitas tetap tidak bisa dihapus begitu saja.

ADVERTISEMENT

Dengan adanya optimalisasi quality tourism, Singgih optimistis mampu menarik minat wisatawan untuk datang kembali ke Jogja.

Namun, apa sih definisi quality tourism?

Konsep Quality Tourism

Quality tourism mengacu pada peningkatan kualitas suatu pariwisata dengan menonjolkan ciri khas destinasi tersebut dan menambah kesan kepada wisatawan. Menurut United Nation World Tourism Organization (UNWTO) menyebutkan quality tourism sebagai hasil dari proses yang menyiratkan kepuasan kebutuhan produk dan layanan pariwisata sebanding dengan harga yang dibayarkan wisatawan.

Layanan tersebut berupa keamanan, kebersihan, aksesibilitas, komunikasi, infrastruktur, serta fasilitas dan layanan publik. Hal-hal tersebut perlu memperhatikan etika, transparansi, dan rasa hormat terhadap manusia, alam, dan lingkungan sekitar. Melihat hal tersebut, lima nilai penting yang perlu ditingkatkan adalah sesuatu yang tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.

Aspek Penting Dalam Mengukur Penerapan Quality Tourism

Quality of Experiences

Quality experiences adalah mengutamakan wisatawan mendapatkan pengalaman yang berkualitas. Indikator berkualitas artinya adanya kesesuaian antara harapan wisatawan berdasarkan informasi media pemasaran yang diperoleh dengan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Wisatawan merasa betah dan mau menghabiskan uangnya lebih banyak untuk destinasi tersebut, dinilai mampu menunjukkan kesuksesan quality tourism. Sehingga, tidak hanya ketertarikan dari suatu destinasi wisata, namun juga kepuasan tersirat yang dirasakan wisatawan.

Sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE) menjadi kebutuhan mendasar dan wajib bagi para pelaku pariwisata di Indonesia.

Quality of Profit

Tidak hanya wisatawan, ada pihak lain yang perlu juga diperhatikan dalam industri ini, yaitu investor.

Aspek ini menekankan bahwa investor mendapatkan keuntungan yang berkualitas. Artinya keuntungan tidak hanya dalam jumlah yang besar namun juga berkelanjutan.

Overtourism menjadi isu yang perlu perhatian. Dampak di lapangan begitu terasa di mana terjadi kesenjangan antara dampak lingkungan, seperti sampah, yang ditanggung masyarakat lokal tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.

Quality of Life

Quality tourism harus sebanding dengan kualitas hidup masyarakatnya. Masyarakat lokal harus mendapatkan kualitas hidup yang meningkat dengan adanya pembangunan pariwisata bukan sebaliknya.

Asas keberlanjutan menjadi penting untuk penerapannya. Selain untuk menjaga berbaurnya budaya antara wisatawan dengan tuan rumah, juga mencegah kerusakan alam akibat over capacity pengunjung.

Diharapkan pembangunan kepariwisataan di Indonesia ke depannya tidak lagi berfokus mengejar angka jumlah wisatawan, melainkan juga meningkatkan lama tinggal wisatawan dan keberlanjutan destinasi wisata itu sendiri.




(fem/fem)

Hide Ads