Rumah 1 Euro Italia Tak Selalu Laku, Desa Ini Buktinya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rumah 1 Euro Italia Tak Selalu Laku, Desa Ini Buktinya

bonauli - detikTravel
Selasa, 26 Mar 2024 16:45 WIB
Desa Patricia Italia tidak berhasil menjual rumah 1 Euro
Desa Patricia Italia tidak berhasil menjual rumah 1 Euro (Comune di Patricia/CNN)
Roma -

Beberapa tahun belakangan, Italia menjual rumah-rumah di desa seharga 1 Euro untuk meningkatkan pertumbuhan penduduk. Namun, tak semua tempat berhasil.

Dilansir dari CNN pada Selasa (26/3), kota-kota seperti Mussomeli di Sisilia dan Zungoli di Campania telah berhasil menjual rumah-rumah terbengkalai pada orang asing. Strategi ini membuat desa-desa itu kembali hidup.

Beda dengan Patricia, desa abad pertengahan terpencil di selatan Roma. Desa yang memiliki penduduk hampir 3.000 jiwa ini punya lebih dari 40 properti terbengkalai yang telah ditinggalkan pada awal tahun 1900-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Patricia adalah desa daratan tinggi yang menghadap ke lembah Sacco di Italia tengah. Meski indah, namun kehidupan di sana cukup berat, sehingga banyak penduduk yang pindah ke kota lain.

Alhasil, rumah-rumah mereka kosong selama beberapa dekade. Dalam upaya ini, walikota Lucio Fiordaliso menerapkan kampanye rumah seharga 1 Euro atau sekitar Rp 17 ribuan untuk warga negara asing.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, strategi ini tidak berhasil di Patricia. Lucio berkata bahwa awal-awal penduduk setuju dengan strategi itu dan berhasil menjual dua rumah. Namun, entah mengapa mereka mencabut ketersediaan di menit-menit terakhir.

"Pertama-tama kami membutuhkan ketersediaan pemilik atau ahli waris mereka dalam melepas rumah lama mereka," ucapnya.

Fiordaliso merasa bahwa mereka yang berubah pikiran mungkin melakukannya karena ada masalah dengan kerabat lain. Di masa lalu, adalah hal lazim bagi anak-anak untuk mewarisi bagian rumah keluarga.

Sesuai hukum Italia, bangunan-bangunan terbengkalai itu dibagi menjadi beberapa ahli waris. Pemerintah tidak dapat menjualnya tanpa izin tertulis dari semua ahli waris.

"Pembuangan rumah yang berpotensial menemui jalan buntuk karena sebagian besar kerabat yang berbagi properti yang sama berselisih satu sama lain karena alasan pribadi atau tidak dapat menyetujui penjualan, beberapa dari mereka sulit berbicara atau mengenal satu sama lain karena tinggal di kota yang berjauhan, bahkan di luar negeri," jelasnya.

Ini mengapa, Desa Patricia hanya mampu menjual dua rumah saja. Rumah itu milik penduduk setempat, sehingga tidak perlu ada pembagian ahli waris.

Ada beberapa rumah yang disetujui oleh pemiliknya untuk dijual, namun kondisinya terlalu buruk. Bahkan pemiliknya sadar bahwa rumah itu terlalu mengenaskan untuk dijual.

"Kami sadar setelah setengah abad rumah orang tua kami menjadi puing-puing, hancur total seperti rata dengan tanah," ucap Gianno Valleco, salah satu penduduk lokal.




(bnl/bnl)

Hide Ads