Masjid Ramlie Musofa membatasi penggunaan pelantang suara. Sebagai ganti menandai waktu salat diganti dengan bedug.
Majid itu didirikan oleh pengusaha mualaf berdarah Tionghoa bernama Ramli Rasidin. Terletak di sisi jalan Danau Sunter Raya dan berseberangan dengan Danau Sunter.
Boleh dibilang area itu menjadi tempat tinggal mayoritas non muslim. Masjid Ramlie Musofa menerapkan toleransi dengan menjalankan sejumlah aturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang pertama adalah azan hanya dikumandangkan dengan speaker atau pelantang suara dalam masjid. Pengeras suara itu memiliki jangkauan hanya untuj jemaah di dalam masjid.
Lalu, bagaimana umat muslim sekitar bisa mengetahui kapan waktu-waktu salat? Masjid Ramlie Musofa menabuh bedug masjid dengan durasi maksimal 1 menit setiap waktu salat tiba.
"Karena berada di kawasan mayoritas nonmuslim, Masjid Ramlie Musofa ini hanya menggunakan speaker dalam. Dan atas kesepakatan bersama juga Masjid Ramlie Musofa diperbolehkan membunyikan bedugnya dengan durasi maksimal 1 menit ini sama dengan durasi maksimal lonceng gereja berbunyi," kata Dwinda, pemandu dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), pada City Tour Religi Disparekraf (24/3/24).
Masjid Ramlie Mustofa merupakan salah satu destinasi wisata religi favorit wisatawan selain untuk beribadah. Masjid itu memiliki arsitektur unik dengan warna cat putih. Selain wujudnya yang mirip dengan Taj Mahal, masjid ini juga memiliki ukiran-ukiran ayat suci Al-Quran yang menggunakan 3 bahasa yakni, bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Mandarin.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Tanduk Raksasa Ditemukan Warga Blora, Usianya Diperkirakan 200 Ribu Tahun