Mitigasi Pariwisata Penting, Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem-Konflik Timteng

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mitigasi Pariwisata Penting, Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem-Konflik Timteng

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Kamis, 18 Apr 2024 15:05 WIB
Cars are stranded in flood water caused by heavy rains, in Dubai, United Arab Emirates, April 17, 2024. REUTERS/Amr Alfiky
Ilustrasi banjir Dubai (Amr Alfiky/Reuters)
Jakarta -

Berkaca kepada ancaman cuaca ekstrem, mulai dari banjir yang melanda Dubai hingga konflik Timur Tengah, pengamat menilai mitigasi pariwisata penting untuk dilakukan.

Indonesia dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, merupakan salah satu destinasi pariwisata favorit bagi turis dari berbagai negara di dunia.

Potensi Indonesia itu dihadapkan pada dua tantangan besar, yakni ancaman cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi dan ketegangan politik di Timur Tengah, salah satunya adalah konflik yang berkepanjangan di Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar Strategi Pariwisata Nasional, Taufan Rahmadi, menilai andai tantangan itu dapat diatasi oleh Indonesia, justru bisa berpotensi memajukan sektor pariwisata Nusantara.

"Perubahan iklim telah meningkatkan kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Untuk mengurangi dampaknya pada pariwisata, langkah-langkah adaptasi diperlukan. Ini termasuk meningkatkan infrastruktur tangguh terhadap cuaca ekstrem, seperti sistem peringatan dini untuk banjir dan badai, serta pengembangan destinasi pariwisata yang ramah lingkungan," ujar Taufan Rahmadi kepada detikTravel, Kamis (18/4/2024).

ADVERTISEMENT

Menurut Taufan, ketegangan politik dan keamanan di Timur Tengah, termasuk konflik di Israel, memang dapat mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi wilayah tersebut. Indonesia harus dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan mempromosikan destinasi alternatif yang aman dan menarik bagi wisatawan internasional.

"Salah satunya dengan menonjolkan keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan penduduk lokal di destinasi lain, seperti Toba, Bali, Lombok , Solo, Yogyakarta, Likupang dan Labuan Bajo, Indonesia dapat menarik lebih banyak pengunjung," ujar dia.

Taufan menambahkan, untuk mengurangi ketergantungan pada pasar wisata tertentu yang terpengaruh oleh konflik di Timur Tengah, Indonesia perlu mendiversifikasi pasar wisata.

"Ini dapat dilakukan dengan memperluas promosi ke pasar baru, seperti Asia Tenggara, Cina, dan India, serta meningkatkan kerja sama dengan agen perjalanan dan operator pariwisata di negara-negara tersebut," kata anggota Dewan Pakar TKN bidang Parekraf itu.

Taufan RahmadiTaufan Rahmadi Foto: (dok. Istimewa)

Indonesia juga dapat memanfaatkan diplomasi pariwisata untuk membangun hubungan yang kuat dengan negara-negara di Timur Tengah.

"Hal ini bisa melalui kerja sama dalam bidang pariwisata. Indonesia dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya dan mempromosikan perdamaian serta stabilitas di wilayah tersebut," ujarnya.

Untuk mengatasi tantangan cuaca ekstrem dan konflik politik, Taufan menilai, aspek keberlanjutan harus tetap menjadi prioritas utama dalam pengembangan sektor pariwisata Indonesia.

"Melalui praktik pariwisata yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial, Indonesia dapat memastikan bahwa industri pariwisata tidak hanya bertahan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal dan lingkungan," kata mantan Ketua Tim Percepatan Destinasi Prioritas Mandalika itu.

"Dengan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat, Indonesia dapat mengatasi tantangan cuaca ekstrem dan ancaman dampak konflik di Timur Tengah, sambil terus memajukan sektor pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ujar dia.




(wsw/fem)

Hide Ads