Muak dengan Wisatawan, Suku Arabana Tutup Danau Populer Australia

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 24 Apr 2024 08:12 WIB
Danau Eyre (iStock)
Jakarta -

Suku Arabana di Australia memutuskan melarang turis datang ke Danau Eyre. Itu setelah banyak turis tidak menghormati area yang dianggap sakral bagi suku Aborigin itu.

Diberitakan NZ Herald, Rabu (24/4/2024) Danau Eyre merupakan salah satu wisata populer di Australia. Danau itu berada di ujung utara Taman Nasional Kati Thanda-Lake Eyre di Australia Selatan. Danau kering seluas 9.500 kilometer persegi itu terkenal dengan banjir yang langka dan spektakuler.

Biasanya, turis datang ke danau tersebut untuk mengamati fenomena ekosistem itu. Namun, danau akan dibatasi untuk wisatawan karena suku pribumi di kawasan itu muak dengan turis yang tidak menghormati tempat suci mereka.

Pada tahun 2012, Suku Arabana secara resmi diakui sebagai pemegang hak asli atas tanah termasuk Taman Konservasi Elliot Price dan sebagian besar Taman Nasional Kati Thanda-Lake Eyre. Kini, danau tersebut terdaftar sebagai situs berdasarkan Aboriginal Heritage Act 1988 dan dikelola bersama oleh pemerintah negara bagian dan Arabana Aboriginal Corporation.

Pada hari Jumat lalu, negara bagian merilis rancangan pengelolaan untuk konsultasi publik, yang merekomendasikan penghentian akses rekreasi apa pun ke dasar danau dan larangan pengunjung memasuki dasar danau dengan berjalan kaki tanpa izin.

Pemerintah negara bagian selama ini terus mengawasi danau suci tersebut, melindunginya dari pengunjung yang tidak menghargai pentingnya danau suci tersebut.

Selama beberapa generasi, masyarakat Arabana telah memuja tempat itu sebagai tempat suci. Mereka menganggap danau itu bukan sekadar perairan, tetapi itu adalah perwujudan hidup dari budaya dan warisan mereka.

Permasalahan muncul ketika wisatawan memandangnya sebagai objek wisata belaka dan bukan tempat keramat. Karena tidak menghormati tanah mereka, masyarakat Arabana mengeluarkan seruan 'Hormati budaya kami'.

Rencana perlindungan dan pembatasan

Rencana yang diusulkan menyatakan bahwa tanah di sekitar Danau Eyre akan dikembalikan kepada pemilik tradisionalnya, suku Arabana. Akses rekreasi juga akan dibatasi.

Akan ada area khusus pengamatan untuk pengunjung, serta area berkemah, area pengunjung siang hari, dan jalur kendaraan. Sejauh ini, tidak ada usulan pembatasan untuk penerbangan wisata.

"Danau Eyre/Kati Thanda adalah tempat suci bagi masyarakat Arabana, dan merupakan tema sentral dalam mimpi Arabana. Dalam hukum Arabana juga dikenal sebagai tempat yang sangat berbahaya yang tidak boleh dimasuki tanpa otoritas budaya yang sesuai. Karena alasan ini, jalan-jalan rekreasi, berenang, mengemudi, dan berperahu di Danau Eyre/Kati Thanda tidak diizinkan," tertulis dalam rancangan tersebut.

"Kami mendesak Anda untuk menghormati cerita Ularaka kami, pengetahuan dan budaya serta tidak memasuki danau. Pelestarian danau ini juga merupakan pelestarian budaya kita," kata Bronwyn Dodd, ketua Arabana Aboriginal Corporation.

Pengecualian akan diberitakan kepada kegiatan pengelolaan penting atau tanggap darurat. Sementara itu, teruntuk permohonan mengakses danau untuk pembuatan film dan fotografi komersial, penelitian ilmiah, dan tur komersial akan dipertimbangkan berdasarkan kasus per kasus.



Simak Video "Video: 4 Orang Tewas Akibat Banjir di Australia, 50 Ribu Warga Terisolasi"

(sym/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork