Seorang wanita di Queensland, Australia membagikan pengalaman masuk rumah sakit di Ubud, Bali. Dia menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Dia membagikan pengalaman itu melalui salah satu forum komunitas di Facebook. perempuan yang tidak disebutkan namanya itu baru pulang dari liburan di Bali.
Dia wanti-wanti agar turis Australia yang ke Bali ekstra waspada karena kasus DBD di pulau dewata sedang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama 10 hari pertama di sana, saya tidak melihat nyamuk dan tidak merasa digigit nyamuk. Akan tetapi, saya tiba-tiba dinyatakan positif terkena demam berdarah dengue," kata perempuan itu seperti dikutip dari 7News.
"Menahannya terbukti sulit. Suhu tubuh saya antara 39 celcius dan 40 celcius selama lebih dari 40 jam," dia menambahkan.
"Kelima kalinya ke Bali sampai sekarang belum ada drama. Syukurlah untuk asuransi. Saya akan menjalani tes darah setiap hari selama seminggu ke depan atau mungkin dua kali sehari," kata dia lagi.
Pemerintah Australia Merilis Peringatan
Otoritas Kesehatan Australia merespons curhatan itu. Tercatat ada peningkatan kasus infeksi demam berdarah dengue yang terdeteksi pada turis Australia yang kembali dari Bali dalam beberapa tahun terakhir.
Dikutip dari 9news.com, juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan demam berdarah dengue di Bali paling umum terjadi selama musim hujan, biasanya berlangsung dari November hingga April.
"Cara terbaik untuk mencegah demam berdarah adalah dengan menghindari gigitan nyamuk," kata juru bicara tersebut.
"Pemerintah mendorong semua wisatawan untuk membaca saran perjalanan ke Indonesia di Smarttraveller sebelum mereka melakukan perjalanan, serta saran mengenai Penyakit Menular dan Demam Berdarah," dia menambahkan.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk ini banyak ditemukan di Bali, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Jumlah kasus DBD di seluruh Indonesia bahkan naik nyaris tiga kali lipat dibanding tahun lalu.
Dikutip dari detikHealth, data Kemenkes RI, pada minggu ke-15 tahun 2024 jumlah kasus DBD mencapai 62.001 pasien. Sementara, pada minggu yang sama di 2023, jumlah kasus DBD 'hanya' 22.551 kasus. Artinya, terjadi kenaikan hampir tiga kali lipat. Gejala DBD bisa berupa demam mendadak, sakit kepala dan menggigil, pembengkakan kelenjar, mual dan muntah.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol