Heboh Tong-tong Fair di Belanda Batal Sepihak, UMKM RI Rugi Rp 3 Miliar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Heboh Tong-tong Fair di Belanda Batal Sepihak, UMKM RI Rugi Rp 3 Miliar

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 07 Mei 2024 19:05 WIB
Ilustrasi Tong-Tong Fair
Foto: Ilustrasi Tong-tong Fair (dok. Istimewa)
Den Haag -

Festival budaya Indonesia-Belanda terbesar di dunia, Tong-tong Fair batal digelar secara sepihak. UMKM dari Indonesia berpotensi rugi lebih dari Rp 3 Miliar.

Penyelenggara yang berasal dari Belanda ternyata melakukan pembatalan sepihak festival tersebut, meski waktu penyelenggarannya tinggal tiga minggu lagi.

Pembatalan itu tentu saja mengejutkan sejumlah peserta asal Indonesia yang rata-rata merupakan pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Mereka pun berpotensi rugi lebih dari Rp 3 Miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nugroho Agung, salah satu aktivis dan peserta Tong-tong Fair asal Indonesia, lantas menjelaskan duduk perkara batalnya festival tersebut. Pada awal tahun 2024, pihak penyelenggara melalui perusahaan travel di Indonesia masih meminta pelunasan pembayaran peserta Tong-tong Fair.

"Kami yang telah bertahun-tahun mengikuti acara pameran tersebut tak curiga dan langsung melakukan pelunasan. Namun 21 hari menjelang acara berlangsung, tiba-tiba pihak Tong-tong Fair di Belanda melakukan pembatalan sepihak melalui PT Wira Utama Wisata, perusahaan travel yang menjadi perpanjangan tangan Tong-tong Fair di Indonesia," jelas Nugroho.

ADVERTISEMENT

Pembatalan sepihak tersebut mengejutkan dan tentunya membuat marah, serta kecewa pengusaha UMKM asal Indonesia. Sejumlah kecurigaan pun muncul atas sikap penyelenggara.

Apalagi pihak penyelenggara Tong-tong Fair telah menerima uang pembayaran para peserta tahun ini dan tidak memberikan penjelasan apapun terkait pengembalian uang tersebut.

"Masa awal tahun ini minta pelunasan, setelah dibayar, beberapa bulan kemudian mereka membatalkannya tanpa penjelasan pengembalian uang kami. Belum lagi nasib barang-barang para UMKM asal Indonesia yang telah dikirim ke Belanda melalui transportasi laut yang estimasinya akan sampai Belanda pertengahan bulan Mei 2024," imbuh Nugroho.

Pengusaha UMKM RI Minta Solusi Pemerintah

Pembatalan festival itu langsung direspon dengan serius oleh peserta UMKM asal Indonesia yang merasa dirugikan atas pembatalan sepihak Tong-tong Fair. Tong-tong Fair tahun ini seharusnya digelar di Maliveld, Den Haag pada 24 Mei-2 Juni 2024.

"Kami telah berkoordinasi dengan seluruh peserta UMKM asal Indonesia untuk meminta solusi dan perlindungan dari pemerintah kita di Indonesia melalui Kementerian, maupun KBRI Belanda yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah di Belanda. Kami sebagai anak bangsa tentunya merasa sangat dirugikan atas sikap sewenang-wenang tersebut," keluh Nugroho.

"Kami telah memenuhi kewajiban pembayaran, dan kami juga telah mengirim barang ke Belanda untuk persiapan mengikuti kegiatan tersebut. Kondisi ini tentu menyulitkan usaha kecil seperti kami," tambahnya.

Selain merugikan peserta UMKM asal Indonesia, pembatalan sepihak Tong-tong Fair juga menimbulkan kerugian bagi beberapa pengusaha diaspora Indonesia yang berada di Belanda.

Banyak dari mereka yang baru saja melakukan pelunasan pembayaran pada bulan lalu, merasa sangat terkejut dengan pembatalan sepihak tersebut.

"Bukan hanya beberapa ratus euro, tapi ribuan euro (kerugiannya). Parahnya tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait pengembalian uang yang telah dibayarkan", ujar Rendy, salah satu peserta Tong-tong Fair di media Belanda.

"Kami telah berada di sana (Tong-tong Fair) selama 25 tahun. Kami telah membayar tagihan sekitar 30.000 euro dan semua belanjaan bahan untuk persiapan kami," kata Billy dari restoran Indonesia Sarinande dari Den Haag.

Peserta diaspora Indonesia di Belanda lainnya, Luc Leihitu, juga menyampaikan hal serupa, "Kami mentransfer semuanya tiga hari lalu".

Rekannya di Waroeng Padang Lapet pun punya cerita sama. "Ini sangat sulit", ujar Rendy dari Bamboehut.

Dia tidak habis pikir terkait keputusan penyelenggara yang dilakukan setelah mendapatkan pelunasan pembayaran dari para peserta.

"Harusnya kalo memang tidak mampu menyelenggarakan festival ini ya jangan meminta pembayaran dari peserta. Kasihan kami dari Indonesia ini kan rata-rata pengusaha kecil dan pengusaha pemula yang memang ingin mencoba berusaha di negeri orang," ujar Nugroho Agung.

Pembatalan Sepihak Jadi Contoh Buruk ke Depan

Kejadian seperti ini tentu akan menjadi contoh buruk bagi kerjasama UMKM Indonesia dan Belanda ke depannya.

"Wajar beberapa di antara dari kami merasa tertipu. Ini kan memperburuk citra hubungan baik antara ekosistem UMKM Indonesia dengan Belanda. Bahkan lebih jauh lagi, hal ini tentu dapat berpotensi hilangnya tradisi, baik lintas sosial dan budaya antara Indonesia dan Belanda yang selama ini terjalin melalui Tong-tong Fair setiap tahunnya," tambahnya.

"Mudah-mudahan pemerintah melalui Kementerian dan KBRI di Den Haag dapat membantu UMKM asal Indonesia yang berpotensi mengalami kerugian yang cukup besar. Banyak yang menggantungkan nasibnya di pameran ini. Pengembalian uang dan pengambilalihan event serupa, bekerjasama dengan pemerintah kota setempat mungkin dapat mengurangi beban kerugian tersebut," ujarnya.

"Ajang ini sebenarnya cukup potensial bagi Indonesia untuk mendorong kemajuan perkembangan UMKM Indonesia dengan produk asli Indonesia, termasuk merawat berbagai warisan tradisi Indonesia bagi diaspora Indonesia di Belanda, serta memperkenalkannya kepada Masyarakat Belanda", pungkas Nugroho Agung.

Tong-tong Fair merupakan salah satu festival budaya Eropa-Indonesia tertua yang diadakan setiap tahun di Belanda. Festival yang telah didirikan dari tahun 1959 ini sempat mendapat perhatian Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta besar Indonesia Mayerfas saat melakukan kunjungan di tahun 2022.




(wsw/wsw)

Hide Ads