China Berikan Bebas Visa ke Pelancong Kapal Pesiar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

China Berikan Bebas Visa ke Pelancong Kapal Pesiar

Weka Kanaka - detikTravel
Jumat, 17 Mei 2024 16:05 WIB
Kapal pesiar yang mengunjungi Taman Nasional Komodo (Dok. Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo)
Kapal pesiar yang mengunjungi Taman Nasional Komodo (Dok. Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo)
Jakarta -

Genjot sektor wisata, China akan membebaskan visa bagi grup turis yang singgah dengan kapal pesiar. Masa tinggal 15 hari.

Melansir Hindustan Times, Jumat (17/5/2024), upaya itu dilakukan China demi menarik pengunjung internasional dan meningkatkan sektor wisata yang sedang lesu.

Menurut Administrasi Imigrasi Nasional, kelompok turis yang menggunakan kapal pesiar dapat masuk dan tinggal di China tanpa visa hingga 15 hari. Kebijakan itu mulai berlaku mulai 15 Mei 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat senior di bagian imigrasi, Mao Xu, menjelaskan turis dapat memasuki China lewat 13 pelabuhan di sana, termasuk Shanghai, Qingdao, Dalian, dan Haikou.

Namun, kelompok tur yang memenuhi syarat harus diterima dan ditangani oleh agen-agen perjalanan domestik.

ADVERTISEMENT

"Kebijakan bebas visa masuk untuk kelompok tur asing dengan kapal pesiar akan memberikan dukungan kebijakan untuk pengembangan industri kapal pesiar," kata Mao.

"Ini juga akan membantu menarik lebih banyak wisatawan asing ke China dan menyediakan saluran yang lebih nyaman untuk pertukaran orang-ke-orang antara China dan negara lain," dia menambahkan.

Pejabat senior Kementerian Transportasi, Zhu Shenyu, mengatakan pada konferensi pers bahwa China juga memiliki sekitar 21 kapal pesiar internasional. Kapal pesiar itu berlayar ke tujuan seperti Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam. Menurutnya, sebanyak 107 ribu perjalanan penumpang dilakukan dengan kapal pesiar di China pada 2023.

Langkah itu muncul sebagai salah satu langkah China menarik banyaknya turis asing. Sebelumnya, ada pula kebijakan bebas visa bagi turis dari beberapa negara Eropa dan Asia, termasuk Singapura.

Sementara itu, kapal pesiar pertama buatan China juga telah memulai debut pada Januari lalu. Hal itu menawarkan lebih banyak pilihan bagi wisatawan lokal untuk bepergian ke luar negeri.

Namun, menurut Hindustan Times, China mengalami kesulitan dalam memikat pengunjung dari luar negeri untuk menikmati wisata pantainya. Kesulitan itu juga di tengah pelemahan ekonomi dan permintaan perjalanan.

Contoh lesunya wisata ke China juga dapat dilihat dari maskapai penerbangan Australia, Qantas Airways, yang baru-baru ini menangguhkan penerbangan antara Sydney-Shanghai. Maskapai itu justru menambahkan layanan ke Singapura dan Bengaluru di India.

Maskapai ini mengutip rendahnya permintaan perjalanan antara Australia dan China sebagai alasannya, dan mencatat bahwa minat wisata ke sana belum pulih sekuat yang diharapkan sejak Covid.




(wkn/fem)

Hide Ads