Perjalanan dengan pesawat terbang kerap kali menawarkan memori dan pengalaman yang berkesan. Hal ini dikarenakan transportasi udara adalah wahana transportasi yang paling mengutamakan keselamatan, di samping luasnya cakupan dan banyaknya pilihan destinasi maupun jadwal.
Namun di balik perjalanan para pengguna jasa penerbangan tersebut, terdapat sejumlah proses dan tahapan operasional yang kompleks dan cukup rumit. Direktur Corporate Safety Lion Air Group, Capt. Eduard Kallisto menuturkan terdapat beberapa standar yang dilakukan oleh Lion Air Group pada aktivitas penerbangannya.
"Tentunya di balik perjalanan tersebut, terdapat proses dan tahapan operasional yang kompleks dan cukup rumit. Pun demikian hal ini menjadi standar dilakukan di Lion Air Group," ujar Capt. Kallisto dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Capt. Kallisto mengungkapkan proses pertama yang dilakukan ialah memastikan seluruh awak dan petugas penerbangan memiliki license/izin kerja yang valid, baik dari regulator/pemerintah/Kementerian Perhubungan maupun internal Lion Group merupakan proses operasional yang pertama. Pada tahap ini, semua lisensi hanya dapat dikeluarkan setelah awak dan petugas terkait menyelesaikan serangkaian proses training dan uji kecakapan sesuai peraturan yang berlaku.
Kedua, lanjut Capt. Kallisto, ialah pemeliharaan pesawat secara rutin maupun non-rutin dilakukan guna memastikan pesawat dalam kondisi yang baik dan aman untuk dioperasikan. Hanya pesawat yang laik-terbang yang dimasukkan ke dalam rencana jadwal penerbangan.
Adapun proses operasional yang ketiga yakni perencanaan rute, rotasi, dan penempatan pesawat yang efisien. Tahapan ini dilakukan guna mendukung kelancaran operasional penerbangan terhadap kesesuaian jadwal.
"Perencanaan rute, rotasi, dan positioning (penempatan) pesawat yang efisien. Hal ini bertujuan guna mendukung kelancaran operasional penerbangan terhadap kesesuaian jadwal. Termasuk dalam hal ini adalah menyiapkan pesawat dan awak cadangan, yang akan digunakan/ ditugaskan sebagai pengganti jika terjadi berbagai kemungkinan kendala yang mempengaruhi rotasi dan jadwal penerbangan," jelasnya.
Sementara itu, tahapan keempat, yakni penggunaan teknologi dan digitalisasi. Hal ini diupayakan guna mendukung kontrol operasional penerbangan yang lancar dengan ketersediaan data secara cepat dan akurat.
Terakhir, yaitu pelayanan terhadap pelanggan secara menyeluruh. Selai awak kabin dan petugas darat, call center yang responsif dan solutif juga dibutuhkan untuk menangani kendala pada pelanggan yang dapat saja muncul baik sebelum, ketika, maupun setelah penerbangan.
"Pelayanan terhadap pelanggan yang menyeluruh, selain oleh frontliner seperti awak kabin dan petugas darat, juga dengan call center 24/7 yang responsif dan solutif terhadap setiap kendala yang mungkin muncul bagi pelanggan baik sebelum, ketika, maupun setelah penerbangan," pungkas Capt. Kallisto.
Lion Air Group berkomitmen terhadap tingkat keselamatan dan kualitas pelayanan operasional yang terjaga. Selain itu, Lion Air Group juga berupaya mewujudkan peningkatan yang berkesinambungan dengan dilaksanakannya koordinasi dan evaluasi berkala melibatkan semua lini perusahaan. Melalui hal ini, Lion Air Group membuktikan realisasi komunikasi dan koordinasi yang kuat baik lingkup internal maupun eksternal.
(prf/ega)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan