Sangiran International Youth Forum (SIYF) digelar di Sragen, Jawa Tengah. Para mahasiswa asing dari berbagai negara diajak untuk melihat manusia purba di Sangiran.
Indonesian Heritage Agency berkolaborasi dengan Human Origin Heritage (HOH) menyelenggarakan Sangiran International Youth Forum (SIYF), sebuah program kerjasama internasional yang mengundang para mahasiswa dari berbagai negara untuk hadir dan mempelajari secara langsung mengenai Sangiran Early Man Site.
Acara ini dihadiri oleh 41 mahasiswa dari berbagai negara dan merupakan bagian dari program World Heritage Volunteer 2024 yang diselenggarakan oleh UNESCO dengan tema 'Working on the Future'. Ada mahasiswa dari Indonesia, Perancis, Tiongkok, Thailand, Belgia, hingga India yang ikut ajang ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para mahasiswa asing ini akan melaksanakan proyek yang mengharuskan mereka terjun ke situs dan berinteraksi dengan komunitas serta masyarakat lokal, dari mulai tanggal 1 Mei hingga 17 Mei 2024.
Setiap proyek terdiri dari tema-tema khusus yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam dan budaya yang ada dalam situs untuk mewujudkan pelestarian warisan dunia Sangiran Early Man Site.
Menurut Plt Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra, ajang SIYF adalah upaya untuk melibatkan generasi muda Indonesia dalam pelestarian warisan budaya dan sejarah bangsa, terutama di tingkat internasional.
"Sangiran Early Man Site diharapkan dapat membuat generasi muda Indonesia maupun negara lainnya semakin tertarik untuk mempelajari dan mendalami koleksi temuan zaman prasejarah, khususnya praktik konservasi koleksi, guna menghasilkan ide-ide kreatif baru bersama untuk mengoptimalkan pemanfaatan koleksi prasejarah yang kita miliki ini sebagai produk pengetahuan," ucap Mahendra dalam keterangannya, Senin (20/5/2024).
![]() |
Acara Sangiran International Youth Forum (SIYF) terdiri atas kegiatan studi lapangan di Sangiran, kemah budaya, seminar dengan presentasi oleh perwakilan komunitas masyarakat selama program, hingga sharing session di SMKN 1 Kalijambe.
Acara juga diikuti dengan studi lapangan di Situs Bumiayu dan Semedo, serta seminar akhir penutupan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang akan diikuti oleh para ahli prasejarah Indonesia.
Profesor Francois Semah, sebagai peneliti perwakilan MusΓ©um National d'Histoire Naturelle Perancis menambahkan, ajang SIYF ini berguna untuk mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap sejarah.
"Kegiatan ini menjadi ruang edukasi dan eksplorasi bagi 41 mahasiswa dari 6 negara yang tidak hanya mengikuti program sesuai modul yang telah ditetapkan, tetapi juga memberikan akses untuk mereka menjalin komunikasi dengan masyarakat lokal. Program SIYF jelas membuka jalan menuju implementasi praktik konservasi yang baik dari warisan prasejarah dalam skala Asia Tenggara," jelasnya.
Sejalan dengan UNESCO World Heritage Volunteer 2024, kegiatan SIYF juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dalam pelaksanaan pelestarian warisan dunia, mengidentifikasi praktik terbaik, serta memperkuat kerja sama berkelanjutan dengan mengarusutamakan kesetaraan gender.
"Kami berharap, agenda SIYF ini dapat diselenggarakan kembali di tahun-tahun mendatang dan dapat melibatkan lebih banyak pihak untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda terhadap konservasi warisan budaya dunia Sangiran," pungkas Penanggung jawab Unit Cagar Budaya Sangiran, Maria yulianti Rosyidah.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan