Kegiatan itu menampilkan berbagai kearifan lokal Bali, subak, dan pasar rempah-rempah. Museum Pasifika menyelenggarakan sebuah pertunjukkan budaya bertajuk TELU, dengan filosofis yang kental.
TELU, yang berarti "tiga" dalam bahasa Bali, menggambarkan filosofi Tri Hita Karana. Menekankan pentingnya keseimbangan antara manusia, Tuhan, dan alam. TELU menceritakan tiga hal, yaitu pasar rempah, kesenian budaya Bali, dan kearifan lokal subak.
"TELU ini menggambarkan Tri Hita Karana, keseimbangan antara manusia, Tuhan, dan alam. Dalam event TELU ini menghadirkan tiga hal yaitu pasar rempah, kesenian budaya Bali, dan kearifan lokal subak. Dipadukan dengan aktivitas menarik lainnya," jelas Sales Marketing Manager Museum Pasifika, Mariam.
Event TELU diadakan di Museum Pasifika dan terbagi menjadi tiga area. Pertama adalah market area yang ditata sedemikian rupa bak pasar rempah di zaman dulu. Area ini menyajikan berbagai rempah-rempah khas Bali, komplit dengan produk olahan yang bisa dicoba secara gratis oleh pengunjung.
![]() |
"Pasar rempah ini menjelaskan tentang berbagai jenis rempah-rempah yang sering dinikmati di Bali. Contohnya seperti jamu, lulur, bubur, sate lilit, dan lainnya. Di sini kita juga memperkenalkan kerajinan tradisional Bali. Pengunjung bisa mencoba, gratis," tutur Mariam.
Tak jauh dari pasar rempah, pengunjung akan menemukan sebuah lukisan yang terlihat belum rampung. Mariam menyebut setiap pengunjung diperbolehkan melanjutkan proses pewarnaan lukisan tersebut. Seru dan unik ya!
Berpindah ke area garden, sebuah hamparan rumput yang disulap menjadi kolam mini sekaligus sebagai tempat pementasan beberapa kesenian Bali. Pengunjung juga bisa merasakan sensasi ala-ala berjalan di sungai mini.
Setiap hari mulai pukul 09.00-11.00 dan 15.00-17.00 Wita pengunjung bisa menyaksikan Tari Baris Gede, Tari Kecak, dan tarian interaktif.
"Di garden ini ada set kolam dengan tinggi 10cm. Tamu yang ingin turun ke garden bisa lepas alas kaki dan berjalan di atas kolam. Wajib banget dicoba," kata Mariam.
![]() |
Lepas dari area garden, pengunjung bisa langsung menuju ke middle room. Ruangan yang biasanya disebut dengan Room VI dan menyajikan beberapa lukisan Bali. Saat event TELU disulap menjadi Subak landscape indoor. Pengunjung bisa merasakan pengalaman persawahan indoor, asli bak di sawah.
"Selama acara TELU ini, Room 6 diubah menjadi subak landscape indoor. Pengunjung bisa merasakan pengalaman pergi ke subak, tapi adem karena ada AC, menggunakan tanaman asli, jadi bisa merasakan persawahan indoor. Ada juga berbagai informasi tentang subak," ujar Mariam.
Tak lepas dari konsep seni lukis, pada event TELU ini Museum Pasifika menampilkan beberapa karya lukisan bertemakan Subak dan perairan. Salah satunya adalah karya dari pelukis terkenal, Walter Space.
Event TELU diselenggarakan selama lima hari, mulai 21 Mei hingga 25 Mei 2024. Mariam menyebut bahwa event ini dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Setelah lelah berkeliling, pengunjung pun diperbolehkan untuk mengeksplor area museum. Pengunjung bisa datang mulai pukul 09.00 hingga 17.00 Wita. Sejak hari pertama pembukaan, Event TELU sudah dikunjungi 400 hingga 500 orang.
"Acara ini dibuka untuk umum, pengunjung nggak dipungut biaya. Nanti setiap datang pengunjung diminta registrasi dan akan mendapatkan merchandise," ujarnya.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba