Dilansir dari Asione, Jumat (24/5/2024) upaya itu dilakukan maskapai sebagai langkah antisipasi dan lebih berhati-hati dalam mengelola turbulensi di udara. Awak kabin juga akan duduk dan mengencangkan sabuk pengaman mereka ketika tanda sabuk pengaman menyala.
Dulu, aturannya hanya minuman panas yang dilarang selama turbulensi. Namun dalam peraturan baru itu, semua layanan makanan dan minuman dihentikan ketika perjalanan bergelombang. Selain itu, langkah-langkah keamanan yang diterapkan saat kondisi cuaca buruk akan tetap diterapkan.
Termasuk, meminta anggota kru untuk mengamankan barang-barang yang lepas di kabin, menyarankan penumpang untuk kembali ke tempat duduknya dan memasang sabuk pengaman, dan memantau penumpang yang mungkin perlu bantuan.
"SIA akan terus meninjau proses kami karena keselamatan penumpang dan awak kami adalah yang paling penting," kata jubir maskapai.
Pada tanggal 21 Mei, Penerbangan SQ321, yang menuju Singapura dari London, mengalami turbulensi ekstrem di Cekungan Irrawaddy di Myanmar selama layanan sarapan. Akibat peristiwa ini, seorang penumpang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
Pilot mengalihkan Boeing 777-300ER yang membawa 211 penumpang dan 18 awak ke Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada pukul 15.45 (16.45 waktu Singapura) setelah menyatakan darurat medis, sebelum melakukan pendaratan darurat.
Ini merupakan kecelakaan penerbangan SIA pertama yang memakan korban jiwa sejak kecelakaan SQ006 di Taiwan pada Oktober 2000.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba