Diinvasi Ayam, Warlok Beri Hadiah Bagi yang Bisa Usir

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Diinvasi Ayam, Warlok Beri Hadiah Bagi yang Bisa Usir

Weka Kanaka - detikTravel
Selasa, 28 Mei 2024 20:09 WIB
Ilustrasi 4 Tahapan Daur Hidup Ayam dari Proses Bertelur hingga Dewasa
Ilustrasi ayam. (Getty Images/aquaArts studio)
Jakarta -

Warga di desa Norfolk Inggris tidak bisa hidup tenang karena terganggu kawanan ayam liar. Warlok sampai beri hadiah bagi seorang yang ingin mengusirnya.

Warga desa Snettisham, Norfolk, Inggris, mengalami permasalahan unik terhadap hewan liar. Jika biasanya permasalahan disebabkan oleh hewan predator ataupun pengerat, masalah mereka justru disebabkan oleh sekitar 100 ayam liar.

Melansir Metro, Selasa (28/5/2024), warga terkena teror oleh kawanan unggas. Itu karena ayam yang kerap berkokok sejak 4 pagi dan kerap kali masuk ke kebun penduduk untuk mematuk bunga hingga sayuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para warga merasa terganggu, tak terkecuali bagi direktur perusahaan, Ben King (48), yang tinggal di area tempat ayam bersarang. Bahkan ia mengaku mesti menggunakan penyumbat telinga untuk tidur di malam hari.

"Mereka tidak terkendali sekarang, tidak hanya satu atau dua. Mereka sudah mulai masuk ke kebun-kebun dan Anda juga mendapatkan tikus," keluhnya.

ADVERTISEMENT

Ia bahkan berniat memberikan hadiah kepada seseorang yang mampu memindahkan kawanan itu.

"Jika seseorang datang dan memindahkan mereka, saya akan membelikan mereka bir besar," kata dia.

Ya, ketegangan telah meningkat antara penduduk setempat dan pendatang yang kerap berhenti untuk memberi makan ayam-ayam liar. Itu diduga dapat menarik perhatian tikus-tikus yang besar dan sampah menumpuk.

Ayam liar itu diduga merupakan keturunan dari ayam peliharaan yang melarikan diri. Mereka diperkirakan telah tinggal selama bertahun-tahun di hutan sebelum baru-baru ini memperluas wilayah mereka.

Namun, tak semua warga yang setuju untuk memindahkan gerombolan ayam. Ada pula yang menganggap hewan itu sebagai salah satu identitas daerah Snettisham.

"Saya tidak punya masalah dengan ayam-ayam itu," ucap Graeme McQuade (43).

"Sebelum kami pindah ke sini, kami tidak tahu kalau ayam bangun jam 4 pagi, tetapi hal itu memberikan karakter pada tempat ini," sambungnya.

Warga lain yang tidak ingin disebutkan namanya juga berpendapat bahwa ayam-ayam itu telah tinggal lama dan seharusnya tidak untuk diusir.
"Orang-orang di rumah-rumah baru mengeluh tentang mereka, tetapi mereka sudah lama tinggal di sini dan ada banyak hal yang lebih penting yang terjadi di dunia ini daripada beberapa ekor ayam.Mereka harus mendapatkan kehidupan," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa dua ayam telah berada di kebunnya sejak masih bayi dan tidak mengganggunya. Di sisi lain, permasalahan ini pun membuat pelancong mendapatkan pelecehan setelah memberi makan ayam.

"Ada seorang wanita dari Heacham yang datang dan memberi mereka makan dan dia mengalami pelecehan," dia menambahkan.

Alhasil masalah itu diangkat di hadapan Dewan Paroki Snettisham yang membahas mengenai ketidakpastian mengenai kepemilikan tanah di mana tempat ayam bersarang.

"Anggota dewan mencatat kekhawatiran penduduk setempat terhadap orang-orang yang membuang limbah makanan untuk ayam-ayam tersebut," tulis notulen pada pertemuan terakhir.




(wkn/fem)

Hide Ads