Ojek Gunung Merbabu, Pangkas Pendakian Juga Bantu yang Kebelet

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ojek Gunung Merbabu, Pangkas Pendakian Juga Bantu yang Kebelet

Weka Kanaka - detikTravel
Jumat, 31 Mei 2024 08:19 WIB
Eko, seorang ojek di jalur pendakian Gunung Merbabu via Gancik.
Eko, seorang ojek di jalur pendakian Gunung Merbabu via Gancik.(Weka Kanaka/detikcom)
Jakarta -

Gunung Merbabu adalah salah satu gunung eksotis yang menarik minat para pendaki. Gunung ini pas untuk pendaki pemula, konturnya landai, selain itu ada ojek gunung.

Gunung Merbabu memiliki puncak tertinggi 3.145 mdpl. Gunung itu berada di urutan ke delapan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Kendati cukup tinggi, namun bagi pemula mendaki ke sini pun bukan hal yang mustahil. Itu karena jalur menuju puncak tidak melulu menanjak, tetapi bervariasi naik dan turun. Selain itu, adanya ojek gunung yang siap mengantarkan para pendaki dari basecamp hingga pos satu Gunung Merbabu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikTravel berkesempatan menjalankan pendakian ke Gunung Merbabu via Gancik pada Jumat (24/5/2024). Jalur Gancik adalah salah satu jalur alternatif bagi pendaki yang letaknya di kawasan Selo dan berada sebelum pendakian Selo jika berjalan dari arah Magelang.

Bagi pendaki yang naik dari jalur ini diwajibkan untuk menyewa jasa ojek gunung. Biayanya variatif dari Rp 20 ribu-50 ribu, tergantung dari jarak pengantaran. Jarak terjauh yakni pos 1 dipatok dengan tarif Rp 50 ribu.

ADVERTISEMENT

Karena pendakian kami yang mendadak dan minim persiapan fisik, tentunya kami dengan senang hati menggunakan jasa tersebut. Perjalanan kami tempuh pun cukup panjang dari titik basecamp, mungkin lebih dari satu kilometer.

Trek tersebut terdiri dari jalan perkampungan warga yang curam, area hutan, dan kaki gunung yang saat itu begitu belok karena hujan. Ojek kami, Eko, juga terlihat kewalahan menjaga keseimbangan motor dan tas carrier yang saya bawa.

Hujan menambah beban pekerjaannya, terlihat dengan jalanan yang begitu hancur, Eko mesti menahan keseimbangan motor dengan bantuan kedua kakinya. Beberapa kali juga motor pun tersangkut tak bisa jalan, sehingga kami mesti turun untuk mendorong.

Setelah melewati rintangan yang begitu sulit, kita pun sampai di pos satu. Terlihat eko yang engos-engosan dan beristirahat sejenak setelah sampai. Perjalanan kali itu cukup berat kendati Eko telah berpengalaman sejak 2016 sebagai ojek Merbabu. Itu karena Gunung Merbabu diguyur hujan sehari penuh sehari sebelum pendakian kami.

"Terberat itu dari hutan ke pos satunya nggak boleh dibeton, jadinya kalau hujan kayak gini susah naiknya. Tadi udah parah, biasanya masih enak," kata Eko kepada detikTravel di lokasi.

Dalam rute yang kami lewati terlihat pula beberapa jalanan yang sudah ditanamkan beton. Ia mengungkapkan itu adalah upaya para warga setempat untuk memudahkan perjalanan.

"Emang dari warga setempat untuk mendirikan jalur ini, karena income-nya lumayan sih ya jadi kita buka jalur itu," ujar dia.

Ia menjelaskan di jalur Gancik terdapat sekitar 64 ojek gunung yang siap mengantar baik sejak pagi hari hingga malam hari.

"Setiap waktu, tapi biasanya pagi itu dari jam 8, subuh ada juga sih. Tergantung penumpangnya ada jam berapa kami stand by 24 jam," ujar dia.

Mungkin bagi sebagian pihak, esensi dari pendakian adalah perihal menikmati waktu dan perjalanannya. Tetapi, bagi pendaki pemula ataupun first timer, adanya ojek dapat membantu menghemat tenaga dan waktu.

Sementara itu, pendaki bisa menikmati jasa ini baik saat mendaki ataupun turun gunung. Pada saat turun gunung, detikTravel pun sempat memilih untuk tidak menggunakan ojek dalam setengah perjalanan Pos satu ke basecamp.

Karena terlalu lelah, kami pun akhirnya goyah dan menawar ojek untuk mengantarkan dua tas carrier kami saja. Kami pun memanfaatkan kesempatan itu dengan berlari menuruni gunung layaknya para pelari lintas gunung atau trail runners.

Namun, lagi-lagi kami goyah setelah panggilan alam merayu kami untuk segera sampai basecamp. Kami pun memutuskan menaiki ojek kembali di dalam perjalanan turun demi segera menjejakkan kaki di toilet.




(wkn/fem)

Hide Ads