Liburan bersama pasangan lumrah menjadi impian banyak pasangan. Tetapi, menurut penelitian, banyak pasangan yang justru putus hubungan setelah pelesiran bersama pertama kali.
Melansir New York Post, Jumat (31/5/2024), laporan dari Dating.com menyebut setengah dari pasangan berpisah setelah melakukan liburan pertama mereka. Kenapa ya?
"Perjalanan pertama pasangan merupakan tonggak penting dalam hubungan, baik itu terjadi dalam enam bulan pertama berpacaran atau saat bulan madu," kata pakar kencan dan Wakil Presiden Dating.com, Maria Sullivan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liburan bersama memang romantis dan dapat membuat hubungan menjadi lebih intim. Tetapi, liburan bersama juga dapat membuka hal-hal yang selama ini belum terungkap, seperti misal kebiasaan buruk.
"Menghabiskan beberapa jam dengan seseorang tidak sama dengan menghabiskan beberapa hari dengan mereka, dan bahkan menghabiskan akhir pekan bersama tidak sama dengan menghabiskan beberapa minggu bersama," ujar Maria.
Entah berapa lama anda telah berpacaran atau bersama dengan pasangan, kemungkinan anda akan menemukan sesuatu yang baru terkait kebiasaan pasangan. Dan, sayangnya banyak yang tidak menyukai kebiasaan pasangannya dalam berjalannya waktu.
Contohnya, 31 persen pasangan mengkhawatirkan telah mengakhiri hubungan mereka karena kerap dibangunkan terlalu pagi selama liburan. Sementara itu 38 persen orang mengaku bahwa mereka memutuskan hubungan setelah pasangannya berulang kali membuat mereka terlambat untuk reservasi makan malam.
Selain itu, faktor lain yang mungkin kerap menjadi masalah saat pasangan berbagi kamar mandi. Hampir 40 persen responden mengatakan bahwa mereka melihat pasangan mereka menyisakan pasta gigi yang berceceran di wastafel dan lupa mengganti tisu toilet saat liburan romantis mereka.
Namun, liburan bersama pasangan tak hanya memberikan anda gambaran tentang pasangan memperlakukan anda, tetapi juga saat pasangan anda memperlakukan orang lain di tengah stres. Menurut survey, 31 persen mereka memutuskan hubungan setelah melihat pasangannya membentak pramugari, pemandu wisata, atau pelayan.
Bagi beberapa orang yang pemilih, kebiasaan meninggalkan makanan, mengenakan pakaian luar di tempat tidur, dan keterampilan berkemas yang buruk telah mendorong mereka meninggalkan pasangannya setelah perjalanan bersama.
44 persen orang yang disurvei mengatakan bahwa mereka dapat mengetahui tentang kecocokan mereka sebagai pasangan.
Kendati demikian, separuh dari pasangan melanjutkan hubungan mereka selepas perjalanan pertama bersama. Menurut penelitian yang sama, bagi mereka yang beruntung, perasaan mereka satu sama lain mungkin semakin kuat.
"Sekembalinya anda dari perjalanan, ada kemungkinan anda memutuskan untuk berpisah," kata Maria.
"Namun, mungkin juga anda masih menjadi pasangan dan saling mencintai satu sama lain bahkan lebih dari sebelumnya," sambungnya.
Dalam membantu pasangan pelancong agar dapat melewati ujian ini, Maria menyarankan traveler untuk membuat rencana perjalanan secara menyeluruh dan mempersiapkan diri secara emosional.
"Perjalanan bersama pasangan adalah perjalanan yang layak dilakukan. Untuk mengenal pasangan lebih baik dan untuk mengetahui apakah anda ingin menghadapi hidup dan dunia dengan seseorang yang baru," ujar sang pakar.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk