Dengan peluncuran platform Indonesia Business Startup Matchmaking (IndoBisa), Menparekraf Sandiaga Uno punya target 100 startup dapat pendampingan di 2024.
Jika dalam 100 startup itu, 10% di antaranya saja menjadi decacorn, tentu itu akan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Usai meluncurkan platform tersebut, Sandiaga meluapkan rasa optimismenya tentang program ini. Selain itu, dengan pesatnya perkembangan artificial intelligence nantinya akan diaplikasikan dan dijembatani oleh startup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target kita 100 startup, tapi ini 10% aja dari 100 startup yang mencapai status decacorn. Ini dampaknya akan sangat luar biasa untuk tahun-tahun ke depan," sebut Sandiaga di Gedung Sarinah, Jakarta, Jumat (31/5/2024).
"Karena startup ini nanti akan memberikan sebuah afirmasi agar artificial intelligence yang sekarang sudah sangat cepat sekali kemajuannya. Ini bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah, terutama yang dihadapi oleh masyarakat kita, seperti harga pangan yang mahal. Ini startup yang akan (menyelesaikan) dan pemerintah akan membantu untuk regulasi, tapi yang mengaplikasikan di pasarnya para startup," terangnya.
Dengan platform IndoBisa ini, Sandiaga mengatakan open call-nya dibuka per hari ini dan nantinya akan dipilih untuk diberikan pelatihan serta pendampingan agar startup terpilih bisa berkembang lebih besar.
Demi mencapai ekonomi digital yang stabil melalui startup, perlu adanya pemeliharaan yang baik serta kerja sama untuk menunjang keberhasilan di masa mendatang.
Sandiaga mengatakan keberlangsungan startup perlu diperhatikan agar tidak terjadi collapse, perlunya memperhatikan pendapatan dan tidak bergantung kepada siapapun. Hal ini ia tuturkan berdasar dari pengalaman yang ia pernah tempuh.
"Sustainability daripada para startup ini adalah kemampuan mereka untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan masyarakat tapi juga yang mendatangkan pendapatan dan penerimaan bagi mereka. Jadi nggak bisa lagi mengandalkan pendanaan dari luar, tapi bisnisnya mereka sendiri harus menghasilkan pendapatan dan penerimaan dalam bentuk cash," jelasnya.
Ia pun menyebut istilah cash is king sebagai prinsip startup, maka dari itu startup perlu memahami prinsip tersebut. Dan bersama program IndoBisa diharapkan bisa menumbuhkan ekosistem ekonomi digital.
"Banyak yang menyebut cash is king, jadi cash is king ini para startup ini harus menguasai dan IndoBisa ini jembatan para startup yang memiliki sustainability bisa mendapatkan pendanaan maupun bisa mengarahkan bisnis yang menghasilkan penerimaan dalam bentuk revenue yang berkuantitas," katanya.
Kemudian, ia bercerita tentang dirinya yang baru selesai kunjungan kerja ke Singapura. Sandiaga mengatakan jika startup di Indonesia memiliki keuntungan yang besar dari bonus demografi yang dimiliki,
"Saya baru pulang dari Singapura di summit yang membahas teknologi terkini, Indonesia itu diberikan apresiasi karena salah satu komunitas startup terbesar di Asia Tenggara itu ada di Indonesia. Kenapa terbesar? Karena satu dari segi pengguna internetnya besar, bonus demografinya juga besar tapi juga pemerintahnya memberikan peluang agar para startup-nya ini bisa berkembang," tuturnya.
Agar tidak terjadi collapse seperti pasca pandemi lalu, Sandiaga menyebut perlu ada interaksi yang lebih dekat antara investor, asosiasi, dan juga startup. Lalu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada seperti kebijakan pajak hingga perizinan.
"Mungkin kebijkan pajak, mungkin juga kebijakan perizinan yang dibutuhkan jadi lebih fleksibel, mungkin juga dari segi kemampuan mereka untuk dibeli proyeknya atau bisnisnya oleh pemerintah melalui program yang kita miliki. Jadi itu yang kita harapkan bisa terjadi dalam platform IndoBisa ini," pungkasnya.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!