Kabar Bahagia, 17 Ribu Telur Penyu Siap Menetas di Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kabar Bahagia, 17 Ribu Telur Penyu Siap Menetas di Bali

I Putu Adi Budiastrawan - detikTravel
Minggu, 02 Jun 2024 11:10 WIB
Ratusan sarang buatan di Kurma Asih Sea Turtle Conservation Center Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Jumat (31/5/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Foto: Ratusan sarang buatan di Kurma Asih Sea Turtle Conservation Center Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Jumat (31/5/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jakarta -

Kabar bahagia nih dari dunia konservasi. Masyarakat semakin banyak sadar betapa pentingnya kelestarian penyu, dan dalam waktu dekat 17 ribu telur siap menetas.

Sebelumnya, pelestari Penyu Kurma Asih, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali, berhasil menetaskan 20 sarang telur penyu pada awal musim bertelur Mei 2024. Total, ada 244 sarang buatan dan diperkirakan secara keseluruhan ada 17 ribu telur yang siap menetas dua bulan lagi.

"Banyak juga warga yang menemukan sarang penyu dan melaporkannya kepada kami, bahkan ada yang membawakan langsung ke sini. Masyarakat sudah semakin sadar dengan kelestarian satwa (penyu)," ungkap Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih Desa Perancak, I Wayan Anom Astika Jaya, ditemui detikBali, Jumat (31/5/2024).

Periode Mei hingga Juli merupakan musim penyu bertelur. Pada bulan ini saja, sudah ada sebanyak 224 sarang buatan semialami dengan jumlah setiap sarang rata-rata sekitar 50 sampai 80 butir telur yang belum menetas. Sehingga total sekitar 17 ribu lebih butir telur yang sudah siap menetas dengan tingkat keberhasilan menetas 80-90 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada 20 sarang yang menetas, namun dari seluruh tukik yang dilepasliarkan ke laut persentase selamat sangat kecil. Seperti contoh, dari total satu sarang sebanyak 50 tukik yang menetas, keberhasilan bertahan di laut hanya 1 ekor saja," ujar Anom.

Anom menekankan perlunya kesadaran masyarakat untuk tidak memburu penyu di laut. Sebab, dari usia baru menetas, penyu butuh waktu 20 tahun untuk bisa bertelur kembali.

ADVERTISEMENT

"Kami sangat berharap anak cucu nantinya masih bisa melihat satwa ini (penyu). Sehingga mari bersama-sama menjaga kelestarian penyu. Stop melakukan perburuan penyu untuk di konsumsi," ujar Anom.

Baru-baru ini, Polres Jembrana mengungkap kasus penyelundupan 15 ekor penyu dari luar Bali masuk Bali melalui perairan Jembrana. Dua pelaku, Ahmad Sodikin dan I Komang Suama, diamankan atas kasus penyelundupan tersebut.

"Karena permintaan masih ada, maka upaya penyelundupan masih terjadi," tegas Anom.

Kedua pelaku terancam pidana penjara selama 5 tahun. Mereka dijerat dengan Pasal 40 ayat 2 juncto Pasal 21 ayat (2) huruf a UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Upaya pelestarian penyu di Kurma Asih merupakan langkah penting untuk menjaga kelestarian penyu di Bali. Masyarakat diimbau untuk turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian penyu dengan tidak memburu atau membeli penyu.

Artikel ini telah tayang di detikbali




(sym/sym)

Hide Ads