Italia dikenal sebagai negara favorit turis, tetapi banyak pencopet. Sampai-sampai ada aktivis anti pencopet yang dianggap penyelamat turis namun dimusuhi komplotan pencopet.
Jika di Venesia, mungkin traveler akan kerap mendengarkan teriakan "attenzionne pickpocket!" atau awas ada pencopet. Melansir Travel Nine, Senin (3/6/2024), salah satu orang yang kerap meneriakkan ancaman itu adalah Monica Poli.
Poli adalah penduduk lokal Venesia yang terkenal di media sosial karena video-videonya berisi aksi dia meneriaki pencopet yang mengincar turis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakannya itu bisa menyelamatkan turis. Namun, ia baru-baru ini dikabarkan diserang ketika mencoba melindungi turis.
Poli mengatakan kepada media Italia bahwa ia diserang sekelompok pria setelah memergoki mereka mengacak ransel seorang turis pada akhir pekan Paskah beberapa waktu lalu.
Dia menceritakan saat itu ia berada dekat stasiun kereta api kota. Ia melihat sekelompok orang yang terdiri dari tiga orang bertingkah mencurigakan.
"Ini dia tuan dan nyonya, pencopet," kata Poli dengan keras. Itu menarik perhatian para penjahat itu dan salah satu dari mereka menyerang Poli.
"Ada banyak turis, jadi jika tidak ada yang turun tangan, mereka pasti sudah mencuri puluhan dompet," dia menambahkan.
"Saya sedang merekam mereka ketika salah satu dari mereka berbalik menyerang saya, menghina saya, mendorong saya dan menghujamkan tangannya ke tubuh saya," kata dia lagi.
Hingga akhirnya turis lain datang membantunya untuk menghentikan serangan tersebut.
Poli adalah bagian dari patroli sipil sukarela di Venesia yang disebut Cittadini Non Distratti yang turut membantu membantu sepertiga dari penangkapan copet di Venesia.
Mereka disebut sebagai 'Malaikat Pelindung Wisatawan' karena kerap merekam atau memfoto tindakan pencopet sambil memberikan peringatan lantang kepada para turis.
"Selalu ada pencopet di Venesia, namun dalam beberapa tahun terakhir ini semakin parah," kata Poli.
Meskipun mudah untuk memanggil mereka dan menghentikan langkah mereka, ia mengatakan bahwa sulit untuk menangkap mereka, karena mereka sangat hafal dengan jalanan kota yang seperti labirin.
Selain itu, sulit untuk membawa pelaku ke pengadilan karena banyak dari korbannya yakni turis yang tidak bisa kembali untuk bersaksi di pengadilan.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol