Pemilik sekaligus Direktur Ayuterra Resort, Vincent Juwono, divonis satu tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Gianyar. ITu lebih ringan dari tuntutan.
Majelis hakim menilai Vincent terbukti bersalah dalam perkara tragedi lift maut yang menewaskan lima karyawan Ayuterra Resort.
"Terdakwa secara sah terbukti mengutamakan keuntungan pribadi daripada keselamatan orang dengan menggunakan lift yang belum diketahui kondisi kelayakannya," kata Ketua Majelis Hakim, Martaria Yudith Kusuma, dalam persidangan di Ruang Sidang Candra PN Gianyar, Kamis (6/6/2024) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vincent terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta karena kesalahannya mengakibatkan matinya orang. Itu sesuai Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Tindakan Vincent ada akhirnya menimbulkan kesedihan mendalam bagi para keluarga korban akibat peristiwa yang terjadi.
Putusan satu tahun penjara yang diketok majelis hakim lebih ringan dua bulan dibandingkan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Gianyar dalam persidangan sebelumnya. JPU menuntut Vincent dipenjara selama 14 bulan atau satu tahun dua bulan.
Ada sejumlah hal yang dinilai meringankan pidana Vincent, yakni mengungkapkan penyesalannya pada setiap persidangan. Vincent yang sudah berusia tua, tetapi selalu berupaya hadir setiap persidangan juga meringankan vonisnya.
Tindakan Vincent yang berdamai dengan para keluarga korban juga menjadi pertimbangan majelis hakim dalam meringankan vonis. Vincent sebelumnya memberikan biaya upacara ngaben sebesar Rp 35 juta kepada setiap korban dan Rp 5 juta untuk dana tali asih dari perusahaan.
"Terdakwa dihukum sesuai hukuman sebelumnya, tahanan rumah dengan pengawasan pengadilan, dipotong masa tahanan," kata hakim.
Vincent telah menjalani tahanan rumah sejak Rabu (31/1) dengan kakinya dipasang alat deteksi.
Penasihat hukum terdakwa, I Made 'Ariel' Suardana, menyatakan masih memiliki waktu tujuh hari untuk menerima atau menolak putusan dari majelis hakim. Suardana sebelumnya sudah mengajukan keberatan atas tuntutan 1,2 tahun penjara dari JPU pada persidangan minggu lalu.
"Klien kami ditimpakan kesalahan dari pemilik lift yang seharusnya menanggung kesalahan semuanya, untuk keputusan ini kami masih pikir-pikir," kata Suardana usai sidang.
Tragedi tram lift putus Ayuterra Resort terjadi pada Jumat (1/9/2023). Lima karyawan tewas setelah meluncur bebas ke jurang bersama kabin lift. Mereka adalah Sang Putu Bayu Adi Krisna (19), Ni Luh Superningsih (20), Kadek Hardiyanti (24), Kadek Yanti Pradewi (19), dan I Wayan Aries Setiawan (23).
Polres Gianyar menetapkan dua tersangka dalam kasus lift putus tersebut. Kedua tersangka adalah Mujiana sebagai kontraktor lift dan Vincent Juwono, pemilik sekaligus Direktur Ayuterra Resort. Mujiana divonis hukuman 1,5 tahun penjara dalam sidang di PN Gianyar, April.
Vincent belakangan menjalani pengusutan dan persidangan. Saat itu,
Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP M Gananta mengatakan, sebenarnya Vincent hendak dilimpahkan berbarengan dengan Mujiana pada 14 Desember 2023. Namun, Vincent mengaku mengalami masalah kejiwaan. Vincent sedang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Bangli waktu itu.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikBali. Selengkapnya klik di sini.
Simak Video 'Tragedi Lift Maut Berujung Bos Ayuterra Resort Divonis 1 Tahun Bui':
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol