Sandiaga: Kwitang Bisa Jadi Zona Wisata Literasi dan Wisata Halal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sandiaga: Kwitang Bisa Jadi Zona Wisata Literasi dan Wisata Halal

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 19 Jun 2024 12:43 WIB
Pedagang membawa tumpukan buku yang dijual di Pasar Buku Kwitang, Jakarta, Senin (3/6/2024). Menurut pedagang penjualan buku saat ini menurun hingga 80 persen karena masyarakat banyak beralih membeli buku digital dan melakukan transkasi pembelian buku fisik secara daring. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/Spt.
Pasar Buku Kwitang (Erlangga Bregas Prakoso/Antara Foto)
Jakarta -

Pusat buku yang terkenal di Jakarta adalah Kwitang, sayangnya semakin ke sini kondisinya semakin memprihatinkan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno buka suara.

Sandiaga tidak memungkiri Pasar Buku Kwitang sangat mengenaskan saat ini. Dia menyebut seharusnya kawasan itu bisa dijadikan Zona Wisata Literasi. Karena, kata dia, hasil dari tulisan-tulisan yang sukses bisa berimbas pada film-film yang juga sukses jika diadaptasi.

"Kwitang sangat memprihatinkan," kata Sandiaga di kantornya, Rabu (19/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kwitang ini saya waktu itu sempet berpikir mesti dijadikan zona tertentu. Ada zona wisata halalnya yang dekat dengan Islamic Center, zona pariwisata halal. Ada juga zona penerbitan," kata dia lagi.

"Karena di situ lahirnya Gunung Agung, ada juga Gunung Mulia. Semuanya itu di daerah Kwitang. Kalau kita bikin zona khusus untuk wisata literasi ini juga akan membantu untuk tetap meggeliatkan industri penerbitan," Sandiaga menegaskan.

ADVERTISEMENT

Mengenai penerbitan buku dan sejenis yang semakin lesu, ia sempat berkomunikasi dengan ketua Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia). Kata dia, digitalisasi jadi faktor utamanya dengan diikuti oleh minat baca buku yang semakin rendah.

"Karena kemarin saya mendapatkan WA dari Pak Arys Hilman menyampaikan tingkat penjualan dari industri penerbitan ini semakin turun," kata Sandiaga.

"Itu karena tergerus oleh digitalisasi. Nah event-event besar seperti Indonesia International Book Fair yang dulu sangat digemari juga ada tingkat penurunan, baik dari penyelenggaraan maupun minat," ujar dia.

"Nah ini sedangkan budaya membacanya ini harus didorong. Jadi, kita nanti akan memfasilitasi digitalisasi daripada industri penerbitannya," kata dia.

Terakhir, Sandiaga menyebut bahwa sinema sukses di dunia berawal dari buku-buku atau tulisan yang baik. Karena itu, keberadaan Kwitang juga harus diperhatikan dengan baik untuk ke depannya.

"Dulu daripada ekonomi kreatif terutama di film, di seni pertunjukan itu diawali dari penerbitan," kata dia.

"Film-film yang sukses Hollywood itu dari Netflix ataupun film-film bioskop itu berasal dari tulisan-tulisan yang sangat-sangat sukses, baik dalam bentuk novel maupun dalam bentuk skrip yang ada di industri penerbitan," kata dia.




(msl/fem)

Hide Ads