Bubur khas Tambun, Bekasi populer di kompleks perumahan atau pun perkantoran Jakarta hingga Tangerang. Si tukang bubur cuan, berhasil membangun empat rumah hingga membuka tempat pengajian.
Adalah Edi, atau disapa Haji Edi oleh warga sekitar, salah satu tukang bubur panutan. Boleh dibilang dia pedagang bubur motor senior, sudah berjualan sejak 1981. Dari berjualan bubur, ia mampu memperbaiki perekonomiannya.
Edi mengaku awlanya hanya tinggal di rumah gubuk sederhana. Tetapi, seiring berjalannya waktu ia mampu membangun rumahnya dan rumah untuk ketiga anaknya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dulunya rumah saya hanya gubuk saja sederhana," kata Edi saat ditemui detikTravel, Kamis (11/7/2024).
Baca juga: Kawasan Unik di Tambun, Kampung Tukang Bubur |
Tak hanya mampu membuat rumah untuk keluarganya, berkat penghasilannya sebagai tukang bubur motor, ia mampu membuka pondokan untuk masyarakat mengaji. Selain itu, pada tahun 2019 ia beserta istri dan beberapa pedagang bubur motor lainnya pun telah berhasil beribadah ke Tanah Suci Makkah.
"Ya Alhamdulillah bisa buat bangun rumah, buat bangun majelis, Alhamdulillah sudah bisa ke tanah suci," kata Edi.
![]() |
Pondokan ngaji itu bernama Majlis Ta'lim Yaa Bunayya. Tempat belajar baca tulis Al-Quran itu didirikan demi sang anak yang bercita-cita ingin menjadi guru.
"Anak saya punya keinginan jadi guru dan dia bisa mengajar ngaji, sebagai orang tua, memang anak pekerjaannya itu ya udah kita bikinin tempat," ujar dia.
![]() |
Dari gubuk sederhana, kini rumah yang ia tempati sangat rapi dan cukup besar. Ia berujar bahwa awalnya pun pondokan itu tak sebagus saat ini. Namun, karena melihat antusiasme dari para masyarakat untuk mengaji akhirnya ia membuat pondokan yang lebih besar. Bermodal dua BPKB kendaraan, ia memberanikan diri untuk menjadikan modal untuk membangun pondokan.
"Karena semakin banyak yang ngaji, kita lihat anak-anak itu hujan kehujanan, ya Alhamdulillah rezeki saya bikin itu untuk anak-anak dan santri," ujarnya.
![]() |
"Jadi kita modal BPKB 2 langsung sama ibunya kita pergi ke bank, pulang langsung bangun dan ngelas (atap), ya udah kita bangun Alhamdulillah," ujar dia.
Menariknya, hingga kini pondokannya pun tak mematok biaya tetap bagi masyarakat yang ingin mengaji. Alias, para santri dapat mengaji dengan membayar seikhlasnya. Dan siapa sangka bahwa segala pencapaian itu ia raih lewat semangkuk bubur Tambun dengan segala keunikannya.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol