Dibayangi Isu Penutupan, Kunjungan Turis ke TN Komodo Malah Meningkat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dibayangi Isu Penutupan, Kunjungan Turis ke TN Komodo Malah Meningkat

Ambrosius Ardin - detikTravel
Jumat, 19 Jul 2024 16:35 WIB
Berjumpa komodo saat sedang musim kawin
Foto: Ilustrasi Komodo (Wahyu Setyo Widodo/detikTravel)
Manggarai Barat -

Di tengah isu penutupan Taman Nasional Komodo buat wisata tahun 2025 mendatang, kunjungan turis ke destinasi itu ternyata malah meningkat.

Kunjungan turis ke Taman Nasional (TN) Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus meningkat di tengah isu penutupan. Data Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) menunjukkan kunjungan turis ke habitat komodo itu terus meningkat sejak 2010 hingga 2023.

Jumlah kunjungan wisatawan tertinggi mencapai 300 ribu lebih pada 2023. Jumlah tersebut melampaui kunjungan tertinggi sebelum pandemi COVID-19 yang mencapai 221 ribu lebih pada 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tren kunjungan wisatawan ke TN Komodo sempat menurun pada 2020 dan 2021 akibat pandemi COVID-19. Kunjungan wisatawan ke TN Komodo sejak pandemi COVID-19 hingga 2023 didominasi wisatawan nusantara. Sebelum itu, kunjungan turis ke sana didominasi turis asing.

"Top lima negara asal wisatawan 2023 adalah Indonesia, AS, Tiongkok, Jerman, Prancis," kata Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, Kamis (18/7/2024).

ADVERTISEMENT

Berikut kunjungan wisatawan ke TN Komodo periode 2010 hingga 2023 atau selama 14 tahun terakhir:

2010: 44.492 wisatawan
2011: 48.010 wisatawan
2012: 49.982 wisatawan
2013: 63.831 wisatawan
2014: 80.626 wisatawan
2015: 95.410 wisatawan
2016: 107.711 wisatawan
2017: 125.609 wisatawan
2018: 176.834 wisatawan
2019: 221.703 wisatawan
2020: 51.618 wisatawan
2021: 64.617 wisatawan
2022: 182.676 wisatawan
2023: 300.488 wisatawan

4 Alasan Penutupan TN Komodo

Sebelumnya, Hendrikus membeberkan empat alasan perlu dilakukan penutupan aktivitas wisata di TN Komodo. Pertama, TN Komodo perlu pemulihan dari aktivitas wisata yang intens selama ini.

"Memberikan kesempatan kawasan dan sumber daya alam TNK untuk bisa 'beristirahat dan atau memulihkan diri' dari tekanan akibat aktivitas wisata yang akhir-akhir ini sangat intens dan cenderung meningkat," terang Hendrikus.

Alasan kedua, mendorong spot-spot wisata di daratan Pulau Flores sebagai destinasi utama selain Taman Nasional Komodo. Selama ini, jelas Hendrikus, kunjungan wisatawan hanya terpusat di kawasan TN Komodo.

"Menjadikan daya tarik wisata di 'mainland' Pulau Flores juga sebagai tujuan wisata pilihan utama selain TNK," kata Hendrikus.

Ketiga, mendorong peningkatan peluang ekonomi bagi masyarakat yang berada sekitar daya tarik wisata di Pulau Flores dan sekitarnya.

Terakhir, mendorong efektivitas pengelolaan melalui penataan kembali sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, relasi dengan para pihak, terutama masyarakat dalam kawasan sebagai bagian dari revitalisasi instrumen pengelolaan Taman Nasional Komodo.

"Tentu semuanya harus melalui kajian secara ilmiah dan mendengar masukan dari semua pihak yang terkait," tandas Hendrikus.

--------

Artikel ini telah naik di detikBali.




(wsw/wsw)

Hide Ads