Jepang yang Ingin Fokus Naikkan Angka Kelahiran

CNBC Indonesia - detikTravel
Minggu, 28 Jul 2024 16:10 WIB
Ilustrasi warga Jepang (REUTERS/ISSEI KATO)
Jakarta -

Jepang sedang dihadapkan dalam krisis populasi. Dalam 15 tahun terakhir mereka mengalami penurunan jumlah dan ini membuat mereka khawatir.

Saat ini, jumlah pernikahan di Jepang turun menjadi 474.717 , angka terendah sejak berakhirnya Perang Dunia II. Pernikahan sangat berkorelasi dengan kelahiran di Jepang, di mana kurang dari 3% anak lahir di luar nikah.

Badan Anak dan Keluarga Jepang mengutip survei tahun 2021 yang menunjukkan 48,1% perempuan dan 43,3% laki-laki berusia antara 25 dan 34 tahun mengatakan bahwa mereka belum menemukan pasangan yang cocok.

Sementara itu, tingkat kesuburan wanita Jepang-jumlah rata-rata bayi yang diharapkan dimiliki seorang wanita seumur hidupnya-turun ke rekor terendah 1,2 tahun lalu. Adapun, orang-orang yang berusia di atas 65 tahun kini mencakup lebih dari 30% dari masyarakat.

Pergeseran demografi ini membuat para pembuat kebijakan khawatir akan masa depan ekonomi terbesar kedua di Asia itu. Perdana Menteri Fumio Kishida bahkan telah menjadikan pembalikan angka kelahiran yang menurun sebagai prioritas nasional.

"Kami tahu bahwa masalah penurunan populasi adalah tantangan strategis terbesar bagi masyarakat Jepang," kata asisten sekretaris pers Kementerian Luar Negeri Masashi Mizobuchi kepada Newsweek.

"Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan produktivitas, memperluas partisipasi tenaga kerja, dan mencapai angka kelahiran yang diinginkan," tambah Mizobuchi.

Dia mengatakan pemerintah Kishida telah menyusun peta jalan untuk menempatkan ekonomi dan masyarakat yang berkelanjutan pada jalur yang benar pada tahun 2030. Rencana ini mencakup langkah-langkah yang terkait dengan penuaan dan angka kelahiran, seperti memperluas tunjangan anak.

Sebagai catatan, hanya 727.277 anak yang lahir di Jepang tahun lalu, turun 43.482 dari tahun 2022 dan angka terendah sejak Jepang mulai mencatat statistik pada tahun 1899, menurut Japan Broadcasting Corp.

Kementerian Kesehatan menggambarkan situasi tersebut sebagai situasi kritis dan memperingatkan bahwa negara tersebut memiliki waktu hingga sekitar tahun 2030 untuk meningkatkan angka kelahirannya secara signifikan.



Simak Video "Video Gol Demi Gol Jepang Bikin Indonesia Kocar-kacir"

(sym/sym)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork