Taman Nasional Komodo Tetap Bisa Dikunjungi Tahun Depan, Sistem Buka-Tutup

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Taman Nasional Komodo Tetap Bisa Dikunjungi Tahun Depan, Sistem Buka-Tutup

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Selasa, 30 Jul 2024 09:03 WIB
Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo, NTT
Taman Nasional Komodo (Suci Risanti Rahmadania/detikcom)
Jakarta -

Rencana penutupan Taman Nasional Komodo di pertengahan tahun depan menuai pro dan kontra. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, memastikan wisatawan tetap dapat berkunjung karena operasional dibuat dengan sistem buka tutup.

Sandiaga menyatakan penutupan TN Komodo itu sebagai upaya untuk melestarikan area konservasi komodo dan juga memperhatikan ekosistem yang ada di sana. Dia juag menekankan penerapan wisata yang berkelanjutan di TN Komodo mulai tahun depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memastikan langkah tersebut bukanlah kebijakan untuk menutup destinasi secara permanen, tetapi ada kuota pengunjung atau akan diatur dengan sistem buka tutup.

"Karena kebijakan ini untuk memastikan keberlanjutan atau sustainability dari Taman Nasional (Komoo) sebagai destinasi yang mengedepankan aspek pariwisata hijau berkelas dunia," kata Sandi dalam kegiatan Weekly Brief with Sandiaga Uno di Kantor Kemenparekraf, Senin (29/7/2024).

ADVERTISEMENT

"Jadi kita harus mendukung nanti bentuknya berapa tapi dari bocoran yang kita dapat atau carry capacity dari Taman Nasional Komodo kunjungannya itu sekitar kurang lebih 1.200 (pengunjung) dalam sehari. Jadi total antara 300 ribu mungkin kurang dari itu 200 sampai 300 ribu selama setahun," dia menambahkan.

Kemudian, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, menambahkan visitor management yang dilakukan adalah dengan sistem buka-tutup.

"Poinnya sih lebih ditata karena untuk menjaga keberlanjutan tadi. Dan pesannya bukan ditutup loh tapi dibuka-tutup, ini kan dilihat masih dalam perjalanan terus dilihat bagaimana dampak-dampaknya," kata Nia.

Baginya ini adalah langkah yang tepat untuk diterapkan untuk menjaga keberlangsungan Taman Nasional Komodo, jangan sampai dampak dari pariwisata bisa merugikan destinasi yang menjadi warisan dunia tersebut.

"Intinya untuk keberlanjutan meminimalisir dampak jangan sampai pariwisata, maka atraksinya harus dijaga karena ini kan merusak daya tarik lagi kalau rusak apalagi kan sayang. Jadi harus semakin dilestarikan dan harus disejahterakan," kata Nia.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, Frans Teguh, menyebutkan adanya pengaturan kunjungan tentunya untuk menjaga Taman Nasional Komodo.

"Karena bagaimanapun kita harus memperhatikan bahwa Taman Nasional Komodo ini kan salah satu warisan dunia. Itu yang pertama, kemudian yang kedua terkait visitor management, strategi dalam pengaturan pengunjung memang diberlakukan di taman nasional dan itu dalam perencanaan," kata Frans.

"Kami mencermati bahwa teman-teman yang ada di taman nasional dengan otoritas di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kita berkoordinasi secara intensif agar nilai-nilai konservasi ini benar-benar diperhatikan, nah salah satunya mengatur kunjungan secara periodik dengan sistem buka-tutup," dia menambahkan.

Ia juga menekankan dengan sistem buka-tutup periodik ini pengunjung masih bisa datang, namun dengan kapasitas yang sudah ditentukan oleh Taman Nasional Komodo. Dan kebijakan ini pesannya bukan ditutup secara permanen, landasannya untuk menjaga aspek konservasi yang berada di destinasi tersebut.

"Ini bukan penutupan permanen tapi lebih dalam arti penutupan secara periodik, yang tetap memperhatikan aspek-aspek konservasi," kata dia.




(iah/iah)

Hide Ads