Bantu Warga Temukan Jodoh, Pemkot Tokyo Resmi Luncurkan Aplikasi Kencan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bantu Warga Temukan Jodoh, Pemkot Tokyo Resmi Luncurkan Aplikasi Kencan

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 25 Sep 2024 06:05 WIB
Member JKT48 yang Menikah dengan Pria Jepang
Ilustrasi pasangan menikah di Jepang. (Instagram: @sutepiii)
Jakarta -

Pemerintah Tokyo meluncurkan aplikasi dating untuk membantu penduduk menemukan pasangan. Biaya pendaftaran dan verifikasi diperlukan untuk akses.

Melansir SoraNews24, Rabu (25/9/2024), untuk bisa mendapatkan akses tersebut, penduduk perlu biaya pendaftaran, dokumen verifikasi, serta wawancara virtual. Kendati cukup ribet, tetapi aplikasi itu disebut cukup aman untuk warga saling berbagi informasi pribadi karena merupakan aplikasi resmi pemerintah.

Dalam survei online tahun 2021 yang dilakukan pemerintah Tokyo, 67 persen dari 3.267 penduduk Tokyo berharap menikah suatu hari nanti. Namun, 69,3 persen di antara mereka belum juga berusaha mencari pasangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah pun berinisiasi untuk mendukung kelompok tersebut dengan memberikan insentif lewat teknologi itu. Aplikasi tersebut juga difasilitasi sistem pencocokan AI Tokyo Enmusubi.

Sementara itu, enmusubi adalah istilah dalam bahasa Jepang yang secara harfiah berarti 'pengikatan takdir' atau perjodohan yang dalam arti romantis.

ADVERTISEMENT

Kuil Shinto tertentu di seluruh Jepang terkenal sebagai tempat enmusubi yang populer bagi pasangan dan lajang yang mencari hubungan romantis dan komitmen. Sehingga nama sistem itu memberikan rasa aman tersendiri.

Sekarang, sistem tersebut tersedia untuk semua orang berusia 18 tahun ke atas, belum menikah, tinggal/bekerja/belajar di Tokyo. Adapun biayanya sebesar 11 ribu Yen atau sekitar Rp 1,1 juta. Setiap orang yang membayar mendapat akses selama dua tahun.

Biaya tersebut masih diperdebatkan banyak orang pada awal musim panas ini. Namun, penerapan biaya dan jangka waktu akses dimaksudkan untuk mengusir mereka yang mungkin menggunakan aplikasi untuk tujuan kasual dan mendukung mereka yang serius untuk berkomitmen.

Selain itu, aplikasi itu dipromosikan dengan tiga poin pembeda yang menjadi daya tarik, yakni:

  1. Sistem AI, sitem akan mencocokkan orang-orang dengan probabilitas kecocokan yang tinggi berdasarkan hasil tes tentang nilai-nilai pribadi mereka.
  2. Verifikasi identitas individu diperlukan, hal ini untuk membuktikan apakah mereka masih lajang secara hukum, pengungkapan pendapatan, dan wawancara penerimaan virtual dengan staf sebelum bisa mengakses aplikasi.
  3. Konsultasi, fitur ini memungkinkan seseorang berkonsultasi dengan anggota staf yang berpengalaman untuk menjawab pertanyaan atau masalah apa pun yang mereka miliki selama proses mencari jodoh, mulai dari awal berpacaran hingga bahkan setelah menikah.

Tak hanya itu, pengguna Tokyo Enmusubi juga harus terbiasa dengan dukungan pemerintah lainnya seperti program sosial seperti olahraga, menonton seni, akses ke situs web Tokyo Futari Story, yang berisi informasi yang relevan bagi mereka yang ingin menikah. Selain itu, ada juga rekomendasi acara pertemuan hingga tempat kencan.

Menariknya, mereka juga difasilitasi Tokyo Life Design Simulator, yakni alat bantu AI bagi kaum muda untuk mensimulasikan rencana hidup yang mencakup pernikahan dan membesarkan anak.

Tujuan akhir pemerintah Tokyo adalah untuk membuat para penduduk menjadi pasangan suami istri yang bahagia.




(wkn/fem)

Hide Ads