Pengemudi Becak di London Getok Penumpang, Minta Dibayar Rp 26 Juta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengemudi Becak di London Getok Penumpang, Minta Dibayar Rp 26 Juta

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 25 Sep 2024 07:07 WIB
Becak di Inggris
Becak di Inggris. (Getty Images/Alena Kravchenko)
Jakarta -

Pengemudi becak di London menipu turis dengan tarif selangit hingga puluhan juta. Pemerintah akan mengatur untuk mencegah penipuan itu.

Melansir Stuff.co.nz, Rabu (25/9/2024) kenakalan pengemudi becak itu terungkap dalam data yang dirilis lewat berkas pengaduan oleh Transport for London (TFL). Tidak tanggung-tanggung, ada pengemudi becak nakal yang menagih biaya sebesar 1.300 pound sterling atau sekitar Rp 26,2 juta untuk perjalanan hanya 457 meter.

Tak kalah licik, pengemudi becak nakal lainnya memasang tarif dua kali lipat di tempat-tempat ikonik di London.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catatan keluhan itu dirilis setelah muncul desakan dari Freedom of Information. Mereka mendapati pengemudi-pengemudi becak yang curang dengan berbagai modus. Ada yang akal-akalan mengajak turis berputar-putar lebih dulu padahal jaraknya dekat atau mengaku becak rusak sehingga tidak perlu menghabiskan waktu berlama-lama menemani wisatawan.

"Saya ditipu setelah naik transportasi dari Westminster Abbey ke Istana Buckingham. Kami menaiki becak beberapa blok menuju Istana dan ada yang rusak. Kami keluar dari becak,dan saya membayar penjualnya dan meminta tanda terima. Dia berkata 'tidak'," kata salah satu wisatawan.

ADVERTISEMENT

"Saya langsung menelepon suami saya untuk memastikan bahwa dia menagih dengan benar. Suami saya menelepon saya kembali dan mengatakan bahwa penjual tersebut menagih saya sebesar 1278,96 Pound Sterling," dia menambahkan.

Wisatawan lain juga mengeluhkan kejadian yang mirip saat dicurangi oleh pengemudi becak.

"Saya naik becak dari Mayfair ke High Street Kensington, dan saya ditagih sebesar 336 Pound Sterling (sekitar Rp 6,7 juta), bukan 33,60 (sekitar Rp 678 ribu). Saya yakin ini disengaja. Saya yakin itu disengaja," imbuhnya.

Dia yakin telah menjadi sasaran akal-akalan tukang becak itu karena perempuan.

Tetapi, ternyata setelah ditelusuri korban becak curang itu bukan hanya perempuan. Sepasang suami istri juga menjadi korban.

Pasangan itu menaiki becak untuk menonton pertunjukan Cinderella karya Andrew Lloyd Webber di teater West End diberitahu bahwa mereka akan dikenai biaya sekitar 9,40 pound terling (sekitar Rp 189 ribu). Namun, ternyata mereka pun dicurangi.

"Saya telah mengetuk kartu saya. Baru setelah beberapa saat kemudian saya memeriksa aplikasi perbankan online saya dan melihat bahwa saya telah ditagih 94,40 pound sterling (sekitar Rp 1,9 juta)," kata salah satu dari pasangan itu.

Beberapa kejadian itu menunjukkan bahwa pengemudi becak menambahkan angka nol pada tagihan dan menyebabkan titik desimal bergeser agar pelanggan tidak menyadari.

Menanggapi hal ini, sekretaris jenderal Asosiasi Pengemudi Taksi Berlisensi, Steve McNamara, mengatakan bahwa para pengendara becak yang menipu memberi dampak buruk bagi London. Ia bahkan menyebut industri becak mesti dilarang.

"TfL sekarang memiliki kekuatan yang mereka butuhkan untuk mengambil tindakan dan menghentikan hal ini untuk selamanya, dan inilah saat yang tepat bagi mereka untuk menggunakan kekuatan tersebut demi menjaga keamanan pengunjung di kota kita yang luar biasa ini dari para pelaku penipuan ini," kata dia.

Sementara itu, pemerintah membuat peraturan baru yang mengizinkan TfL untuk mulai mengatur para pengendara becak yang menawarkan jasa mereka kepada para turis di lokasi-lokasi wisata di London.

Seorang juru bicara TfL mengatakan pihaknya menyambut baik kewenangan baru yang kuat dan efektif tersebut.

"Kami melibatkan industri becak dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk membantu kami menyusun proposal menjelang konsultasi publik, termasuk melakukan penilaian dampak," ujarnya.

"Setelah proposal-proposal ini dikembangkan, kami akan meluncurkan konsultasi publik dan kami berharap dapat melakukannya pada awal tahun 2025. Umpan balik dari konsultasi kami akan membantu membentuk peraturan baru yang penting ini dan akan memungkinkan kami untuk mengonfirmasi jadwal pemberlakuannya," dia menambahkan.




(wkn/fem)

Hide Ads