Popularitas Moo Deng, bayi kuda nil kerdil yang sangat menggemaskan, membuat orang berbondong-bondong melihatkan di kebun binatang. Namun, di luar kandang kecil itu, saudara-saudara Moo Deng di alam liar menghilang perlahan.
Moo Deng, kuda nil kerdil dengan nama ilmiahnya Choeropsis liberiensis berasal dari Afrika Barat. Dan meskipun ketenarannya meningkat, kerabatnya di alam liar menjadi semakin langka di habitat mereka.
Dilansir dari BBC, Senin (30/9/2024) kuda nil kerdil adalah spesies kuda nil terkecil di dunia, dan terdaftar sebagai hewan yang terancam punah dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Saat terakhir kali dinilai secara global tahun 2015, jumlahnya di alam liar tak lebih dari 2.500 ekor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka diperkirakan telah punah di Nigeria, padahal dulunya kuda nil kerdil endemik di sana. Dan populasi kecil masih ada di Liberia, Pantai Gading, Guinea, dan Sierra Leone.
Bagian dari mitos setempat
Hewan karismatik ini telah lama menjadi bagian dari budaya dan cerita rakyat Afrika Barat. Menurut legenda Liberia, hewan-hewan tersebut menemukan jalan mereka melalui hutan pada malam hari dengan membawa berlian di mulut mereka untuk menerangi jalan.
Dan sebuah cerita di Pantai Gading mengatakan bahwa siapa pun yang melihat ekor kuda nil kerdil dan tertawa akan menjadi gila.
Sulit ditangkap dan diteliti
Di habitat aslinya, kuda nil kerdil hidup di pedalaman di daerah hutan di sepanjang sungai, aliran air, dan rawa-rawa sehingga mereka dapat menjaga kulitnya tetap lembap. Mereka memakan rumput, daun, pucuk, dan buah, memakan tumbuhan di malam hari dan sekitar senja dan fajar.
Juga, kuda nil kerdil bersifat misterius dan belum diteliti secara intensif seperti sepupu mereka yang lebih besar. Mereka sebagian besar aktif di malam hari, suka bersembunyi, dan relatif menyendiri, dan sulit untuk melakukan penelitian di hutan Afrika Barat.
Para ahli pun hanya dapat mempelajari mereka melalui perangkap kamera, pelacakan dengan jejak kaki dan tanda-tanda lainnya. Juga diteliti melalui sampel kotoran, dan pemodelan untuk memperkirakan jumlah dan mengeksplorasi pergerakan mereka.
Kuda nil kerdil di penangkaran sebagai bagian dari program pengembangbiakan juga telah meningkatkan pemahaman ilmiah tentang mamalia ini. Organisasi nirlaba Fauna & Flora International dan Otoritas Pengembangan Hutan Liberia bahkan telah menggunakan teknologi DNA lingkungan (eDNA) untuk mencari bukti keberadaan makhluk tersebut di sistem sungai Liberia tenggara, sebuah teknik yang melibatkan analisis DNA yang ditemukan di habitat mereka.
Habitatnya perlahan hilang
Meskipun kuda nil kerdil telah dianggap sebagai spesies yang dilindungi selama beberapa dekade, namun upaya penelitian tentang mereka meningkat setelah tahun 2010, ketika tekanan terhadap habitatnya meningkat secara signifikan.
Perubahan hutan begitu cepat berubah, terutama di Pantai Gading, telah hancur atau terdegradasi. Banyak lahan telah diratakan untuk membangun perkebunan kelapa sawit, kakao, dan karet komersial.
Hutan Liberia telah ditebang secara luas, dan negara tersebut tengah berjuang untuk mempertahankan kendali atas penebangan liar. Bahkan penduduk setempat di seluruh wilayah tersebut juga menebang pohon untuk kayu bakar.
Namun, menurut Bogui Elie Bandama, seorang peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Swiss di Pantai Gading, ancaman yang semakin meningkat berasal dari ekstraksi mineral ilegal. Di Taman Nasional TaΓ―, orang-orang mendulang emas yang tersimpan di sungai dan anak sungai.
Luasnya penggundulan hutan dan degradasi habitat hutan mereka membuat kuda nil kerdil sangat sulit bertahan hidup di alam liar. Rumah mereka menyempit dan ruang untuk berprilaku alami dan reproduksi mereka perlahan hilang.
Selain menghadapi ancaman habitat mereka yang menyusut, kuda nil kerdil juga diburu untuk diambil dagingnya.
Upaya perlindungan Moo Deng dkk
Tak hanya berupaya mempelajari lebih lanjut, pemerintah pun juga menyiapkan upaya perlindungan untuk spesies gempal ini. Kuda nil kerdil dilindungi secara hukum di keempat negara Afrika Barat dalam wilayah jelajahnya, meskipun tingkat penegakannya bervariasi.
Meskipun telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, baik di penangkaran maupun di alam liar, masih ada hal yang tidak diketahui tentang bagaimana kuda nil kerdil hidup.
Pemerintah Pantai Gading telah melakukan sejumlah upaya konservasi, seperti menanam lebih banyak pohon dan meningkatkan undang-undang untuk melindungi kuda nil kerdil. Sementara itu, Liberia membuat strategi nasional untuk konservasi spesies tersebut.
Liberia juga menjadi negara pertama yang melakukannya - dengan dukungan organisasi nirlaba Fauna & Flora International pada tahun 2013. Sejak saat itu, penelitian telah menunjukkan bahwa Taman Nasional Sapo, bagian terbesar dari ekosistem hutan Guinea Hulu yang masih utuh, merupakan benteng penting bagi Moo Deng dan saudara-saudaranya.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan