Ngeri! Jelang Diwali, India dan Pakistan Dikurung Polusi Udara Berbau Busuk

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 30 Okt 2024 05:39 WIB
Ilustrasi polusi di New Delhi tahun 2023 (Anushree Fadnavis/Reuters)
Jakarta -

India Utara dan Pakistan Timur dikurung polusi udara menjelang perayaan Diwali. Kualitas udara di sana pun 65 kali lipat di atas ambang batas WHO.

Dilansir dari CNN, Rabu (30/10/2024) sejak Senin, menurut IQAir, yang melacak kualitas udara global, mengungkapkan Kota Delhi berada di zona 'sangat tidak sehat'. Angkanya berada di atas 200.

Di kota Lahore, Pakistan, sekitar 25 kilometer (15 mil) dari perbatasan India, kualitas udara melampaui 'berbahaya' dengan angka 500. Kondisi ini hampir 65 kali lipat pedoman Organisasi Kesehatan Dunia untuk udara sehat dan menjadikannya kota paling tercemar di dunia pada saat pemeringkatan.

Kualitas udara yang memburuk itu diperparah oleh kebiasaan warga dan kegiatan industri. Petani membakar limbah pertanian, pembangkit listrik tenaga batu bara, lalu lintas, dan ditambah hari-hari musim dingin yang tidak berangin.

Diwali, festival cahaya Hindu, akan dimulai pada Kamis hingga lima hari ke depan. Dan perayaan ini biasanya orang-orang berkumpul dengan keluarga, berpesta dan menyalakan petasan. Padahal, petasan makin memperburuk polusi udara di sana.

Polusi yang berulang

Pemandangan distopia kabut oranye dan gedung-gedung yang diselimuti kabut muncul setiap tahun. Bahkan kabut ini menjadi berita nasional, meningkatkan kewaspadaan saat dokter memperingatkan risiko penyakit pernapasan dan dampaknya pada harapan hidup.

Polusi udara di India ditemukan sangat buruk, sehingga para ahli telah memperingatkan kabut asap dapat merenggut nyawa ratusan juta orang selama bertahun-tahun

Warga dan para ahli telah lama mempertanyakan mengapa India gagal mengekang polusi udara, saat Delhi dan negara-negara tetangganya berselisih tentang siapa yang sebenarnya harus disalahkan.

Delhi telah mencoba melarang penggunaan dan penjualan petasan menjelang Diwali, tetapi kebijakan tersebut sulit dilaksanakan.

Langkah pemerintah India

Minggu lalu, Mahkamah Agung India mengecam pemerintah negara bagian Punjab dan Haryana karena gagal menindak pembakaran jerami ilegal, praktik di mana petani membakar limbah tanaman untuk membersihkan ladang. Pejabat setempat mengklaim bahwa mereka telah mengurangi praktik tersebut secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah India juga meluncurkan Program Udara Bersih nasional pada tahun 2019, yang mengawali strategi di 24 negara bagian dan wilayah persatuan untuk mengurangi konsentrasi partikel sebesar 40% pada tahun 2026. Langkah-langkah tersebut meliputi penindakan terhadap pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, pembuatan sistem pemantauan udara, dan pelarangan pembakaran biomassa.

Pejabat juga mulai menyiramkan air ke jalan dan bahkan menyebabkan hujan buatan untuk memerangi polusi udara di ibu kota India, meskipun para ahli mengatakan ini adalah solusi sementara dan tidak tepat sasaran.

Menurut data pemerintah, beberapa kota di India telah mengalami peningkatan kualitas udara, tetapi kemajuannya lambat.



Simak Video "Video: India Utara Darurat Medis, Polusinya Masuk Kategori 'Bahaya'"

(sym/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork