Usai Banjir Bandang, Valencia Bak Kota Mati

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Usai Banjir Bandang, Valencia Bak Kota Mati

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 01 Nov 2024 07:01 WIB
Damaged cars are seen along a road affected by torrential rains that caused flooding, on the outskirts of Valencia, Spain, October 31, 2024. REUTERS/Eva Manez     TPX IMAGES OF THE DAY
Mobil-mobil ringsek dihantam banjir (Eva Manez/Reuters)
Jakarta -

Valencia sepi usai diterjang banjir bandang. Kawasan itu bak kota mati kini.

Hujan deras antara Selasa malam dan Rabu pagi mengakibatkan derasnya aliran air yang mengubah jalan sempit menjadi perangkap maut dan menimbulkan sungai yang membelah lantai dasar rumah-rumah dan menyapu mobil, orang-orang, dan apa pun yang ada di jalurnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hujan deras yang dimulai awal pekan itu memicu bencana alam terburuk yang melanda Spanyol abad ini dan bencana paling mematikan di negara itu sejak 1973. Sebanyak 158 orang tewas akibat bencana itu.

Pemerintah Valencia menyatakan tiga hari berkabung atas banyaknya korban jiwa akibat banjir itu. Diperkirakan jumlah korban tewas meningkat.

ADVERTISEMENT

Kepala pemerintah daerah Valencia Carlos Mazon menyatakan layanan darurat melakukan 200 penyelamatan di darat dan 70 evakuasi udara kemarin.

Susan Boyce (25), guru asal Waterford, yang kini tinggal di pinggiran kota Valencia, mengatakan tidak ada peringatan darurat menjelang banjir bandang itu.

"Hanya ada peringatan siaga pada Selasa pagi," kata Susan seperti dikutip The Journal, Jumat (1/11/2024).

Susan, yang pindah ke Spanyol pada Agustus, mengatakan semua orang menjalani Selasa itu seperti biasa.

"Karena kami mengira itu hanya peringatan siaga dan itu saja," dia menambahkan.

Peringatan dari dinas perlindungan sipil yang mengimbau warga Valencia untuk tidak meninggalkan rumah baru dikeluarkan pada Selasa pukul 20.15. Saat itu sudah terjadi banyak kerusakan akibat banjir.

"Rasanya seperti adegan dalam film The Purge, saat semua telepon kami mati secara bersamaan," kata Susan.

Banjir itu reda pada Kamis, namun bukan berarti kondisi baik-baik saja. Perdana Menteri Pedro Sanchez mendeklarasikan Valencia sebagai zona bencana pada Kamis. Dia memperingatkan bahwa kehancuran yang disebabkan oleh banjir bandang belum berakhir.

Dia pun menginstruksikan warga untuk tetap tinggal di rumah dan mengatakan hal terpenting saat ini adalah menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

"Saya sedang berada di rumah dan menyaksikan badai petir, lalu melompat dari sofa karena mendengar suara dari ponsel saya. Ternyata imbauan dari pemerintah kepada semua orang untuk tetap berada di dalam rumah hingga ada pemberitahuan lebih lanjut, dan jika Anda tinggal di dekat kanal atau sungai, segeralah mencari tempat yang lebih tinggi. Namun, kami tidak dapat pergi untuk mengambil persediaan atau air pada saat itu," dia menjelaskan.

Susan mengatakan dia beruntung tinggal di pinggiran kota di luar Valencia dan di lantai tiga kompleks apartemen.

"Ada beberapa pohon tumbang di luar apartemen kami, dan jalanan berlumpur, tetapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan kerusakan yang terjadi 20 menit dari tempat kami berada," kata dia.

Tetapi, hari ini dia harus melakukan perjalanan ke Valencia untuk mendapatkan air karena air di apartemennya terputus akibat banjir.

Dalam perjalanannya ke Valencia, Susan mengatakan jalanan sangat berlumpur dan sangat sulit untuk berjalan di atasnya. Dia menambahkan bahwa ada banyak taman anjing di kota tersebut tetapi taman-taman tersebut banjir dan hampir seperti kolam renang.

"Meskipun tidak turun hujan sejak kemarin pagi, masih banyak air dan puing-puing," kata Susan.

Ia menambahkan, meski banyak jalan yang terbuka, namun beberapa jalan lain, seperti jalan menuju bandara, masih tergenang banjir dan banyak mobil menumpuk di sana.

"Tempat ini masih seperti kota hantu, sangat menyeramkan," kata Susan.

"Butuh waktu sekitar dua jam untuk pergi ke kota untuk mengambil air dan semua rak supermarket benar-benar kosong, seperti yang terjadi pada masa-masa lockdown Covid," ujar dia.

Sekolah tempat Susan mengajar tutup dua hari namun kemudian diputuskan tidak beroperasi hingga akhir pekan ini.

"Pihak sekolah baru saja memberi tahu kami bahwa mereka akan menghubungi kami pada akhir pekan untuk memberi tahu kami tentang hari Senin," kata Susan.

Dia mengatakan bahwa saat ini cuaca di sana kering dan cerah. Tetapi, suasana kota masih mencekam.

"Anda melihat matahari dan biasanya kota itu penuh dengan orang-orang yang duduk di luar untuk makan siang, tetapi sekarang semuanya berubah, kota itu seperti kota hantu," ujar dia.

Dia menambahkan bahwa salah satu rekannya harus meninggalkan mobilnya di tengah banjir akibat jembatan yang runtuh di kota Paiporta.




(fem/fem)

Hide Ads